Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UIN Jakarta Kembangkan Wawasan Islam Garis Tengah

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengembangkan wawasan keislaman yang wasathiyah atau Islam garis tengah yang akan dirancang masuk kurikulum dengan rekontruksi yang modern.
Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/youtube
Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/youtube

Kabar24.com, JAKARTA-Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengembangkan wawasan keislaman yang wasathiyah atau Islam garis tengah yang akan dirancang masuk kurikulum dengan rekontruksi yang modern.

Dede Rosyada, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan ada 3 pemikiran yang berkembang di kampus perguruan tinggi Islam yang dipimpinnya yaitu ultra kanan, ultra kiri dan Islam Wasathiyah.

“Pemikiran ultra kanan cirinya banyak mengeluarkan larangan, sedangkan ultra kiri yang serba permisif, sementara Islam Wasathiyah atau Islam garis tengah berada di antara keduanya [ultra kanan dan ultra kiri],” katanya, Selasa (28/2/2017).

Menurutnya, dalam setiap kasus yang menimbulkan kontoversi jangan selalu diidentikkan dengan produk pemikiran UIN Jakarta, sebab pemikiran yang disebut produk UIN Jakarta adalah yang dikeluarkan secara remsi dan rekoranya.

Dede dalam situs resmi UIN Jakarta mengatakan pihaknya ketika menerima kunjungan 6 orang delegasi Iran untuk melalakukan inisiasi kerja sama dalam bidang pendidikan, karena UIN siap bekerja sama dengan lembaga mana pun di bidang akademik.

Namun, dengan adanya kunjungan delegasi Iran tersebut Rektor UIN dibully dan dianggap pro Syiah. Namun, sebaliknya tidak ada reaksi negative ketika UIN Jakarta bekerja sama dengan berbagai univesitas ternama dari Eropa dan Australia yang jelas mereka nonmuslim.

Dede membandingkan ketika UIN Jakarta menjalin kerja sama dengan universitas-universitas di Eropa atau Amerika, tidak ada orang yang mempermasalahkan, padahal jelas-jelas mereka mayoritas non-muslim.

“Yang menjadi problem kami sekarang adalah Islam Wasathiyah belum tersosialisasi dengan baik kepada para mahasiswa, sementara mereka mempunyai tradisi yang berbeda,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurudin Abdullah
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper