Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Guru Besar UIN dan Dekan UI Beri Klarifikasi soal Disertasi Bahlil Diduga Plagiat

Pihak UIN Syarif Hidayatullah dan Univeritas Indonesia (UI) memberikan klarifikasi dan kronologi atas temuan dugaan plagarisme disertasi Bahlil Lahadalia.
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia melambaikan tangan saat tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia melambaikan tangan saat tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia menjadi sorotoan publik karena gelar doktor yang didapatnya dari Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu lalu. 

Pertama, disertasi doktoral Bahlil yang berjudul ‘Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia’ dianggap menjiplak lantaran memiliki kesamaan mencapai 95% dengan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berdasarkan aplikasi cek plagiarisme Turnitin.

Menanggapi hal tersebut, pihak UIN Syarif Hidayatullah memberikan klarifikasi dan kronologi atas temuan dugaan plagarisme tersebut yang terjadi karena adanya kesalahan internal.

Guru Besar UIN Prof. Maila Dinia Husni Rahiem M.A., Ph.D menjelaskan bahwa seorang mahasiswa doktoral sekaligus dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memeriksa keaslian disertasi Bahlil melalui akun Turnitin kampus dan mendapatkan hasil similarity sebesar 13%.

Namun, dokumen tersebut tidak segera dihapus dan tersimpan dalam repository Turnitin kampus. Saat pemeriksaan ulang, lanjutnya, sistem mendeteksi kesamaan 100% karena file tersebut sudah terekam dalam database Turnitin sebagai dokumen resmi.

"Kondisi ini memunculkan kesan yang salah bahwa Menteri Bahlil Lahadalia menjiplak karya mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini terjadi karena disertasi yang dibuat Bahlil pernah diunggah ke repository Turnitin dan dianggap sebagai dokumen terdaftar. Ketika lima orang dari berbagai perguruan tinggi melakukan pengecekan ulang, lanjutnya, mereka memperoleh hasil similarity antara 95% hingga 100%. Hasil uji ini kemudian tersebar di media sosial dan semakin memperkuat kesalahpahaman tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (21/10/2024). 

Polemik kedua, yakni terkait jangka waktu kuliah dan riset singkat yakni sekitar satu tahun dan 7 bulan hingga akhirnya Bahlil dinyatakan lulus dengan predikat pujian cumlaude oleh UI. 

Menanggapi hal tersebut, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI sekaligus Co-promotor disertasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Teguh Dartanto menjelaskan bahwa Bahlil sempat bertanya pada dirinya tentang program S3 Universitas Indonesia (UI).

Dia lantas menyarankan Bahlil mengambil S3 jalur riset di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI menjadi opsi yang lebih memungkinkan dan tidak mengambil S3 di FEB UI karena di semester pertama ada kuliah terstruktur di hari kerja.

"Bahlil memenuhi syarat untuk mendaftar S3 di SKSG UI karena telah lulus Magister Ilmu Ekonomi dari UNCEN pada 2009. Saya melihat ijazah yang ter-scan di sistem SKSG UI. Informasi di PDDIKTI mengenai BL yang dianggap mengundurkan diri kurang akurat. Bahlil telah menempuh 4 semester, sesuai dengan Peraturan Rektor No. 26/2022, sehingga layak untuk maju ke tahap promosi," terang Teguh, yang baru saja terpilih sebagai Rektor UI. 

Selanjutnya, Teguh juga menyoroti isu jurnal predator yang menyerang Bahlil. Dia mengatakan Bahlil memenuhi syarat tiga publikasi, yaitu satu jurnal internasional bereputasi, satu jurnal SINTA 2, dan satu prosiding yang dapat diganti menjadi jurnal SINTA 2.

"Pemberitaan terkait jurnal predator pada bulan Juli 2024 sudah diselesaikan oleh SKSG sejak Maret-April 2024. Bahlil harus menulis ulang di jurnal lain untuk syarat kelulusan. Tidak benar bahwa Bahlil lulus dengan jurnal predator," imbuhnya. 

Sementara itu, Prof. Dr. Arif Satria, salah satu penguji Bahlil, mengaku bahwa dirinya diminta dan bersedia menjadi penguji. Kebersediaan Arif karena dia meyakini Universitas Indonesia sebagai perguruan tinggi ternama pasti menjaga reputasi dengan sistem penjaminan mutu yang kuat.

Dia mengaku sering menjadi penguji S3 di UI dan untuk sampai pada sidang promosi melalui tahapan panjang yang ketat.

"Hal ini juga disampaikan oleh pimpinan sidang kepada promotor, co-promotor maupun penguji sebelum acara dimulai, bahwa sidang promosi pak Bahlil sudah sesuai prosedur di UI. Bahwa masa studi S3 selama 4 semester juga sesuai aturan UI. Dijelaskan pula bahwa artikel jurnal yang digunakan sebagai syarat untuk S3 sesuai ketentuan," kata Arif. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper