Kabar24.com, LJUBLJANA, SLOVENIA – Indonesia berusaha menjajaki peluang pemanfaatan Pelabuhan Koper di Slovenia sebagai pelabuhan alternatif dalam rangka menggenjot ekspr Indonesia ke kawasan Eropa.
Di sela-sela kunjungan kerja ke Slovenia, dalam rangka pertemuan Forum Konsultasi Bilateral RI-Slovenia, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Muhammad Anshor, beserta delegasi dari Indonesia berkesempatan mengunjungi Pelabuhan Koper yang terletak 100 km dari Ljubljana, Ibu Kota Sloenia.
Apabila dibandingkan dengan pelabuhan Rotterdam, Hamburg, Trieste, dan Rijeka, Pelabuhan Koper merupakan pelabuhan yang relatif baru di kawasan selatan Eropa.
Terletak di utara Laut Adriatik, pelabuhan modern dengan luas 280 hektar ini patut dipertimbangkan sebagai pintu masuk strategis bagi barang-barang dari kawasan Asia ke berbagai wilayah di Eropa, khususnya ke kawasan Mediterania dan Balkan.
“Pelabuhan Koper memiliki 12 terminal yang melayani berbagai jenis kargo antara lain, general cargo, kayu, cars and ro-ro, livestock, liquid cargo, batu bara dan bijih besi, alumina dan mineral, hingga dry bulk dan cruise,” ujar Suzana Vrabek, perwakilan manajemen Pelabuhan Koper, saat ditemui, Rabu (15/2/2016).
Dari segi jarak, untuk rute transportasi Asia ke Eropa, pelabuhan ini menawarkan efisiensi waktu transport hingga tujuh hari bila dibandingkan dengan Pelabuhan Rotterdam atau Hamburg. Saat ini, pangsa pasar terbesar Pelabuhan Koper antara lain, Austria, Slovakia, Hungaria, Polandia, Ceko, Jerman, dan Italia.
Pelabuhan Koper berdiri pada tahun 1957 dan saat ini dikelola oleh perusahaan Luka Koper,d.d yang telah memperoleh konsesi pengelolaan dari Pemerintah Slovenia hingga tahun 2043.
Berkembang
Pelabuhan ini mulai berkembang secara profesional di tahun 1960-an pasca-pembangunan jalur kereta sepanjang 31,4 km yang menghubungkan Pelabuhan Koper dengan kota Presnica dan secara otomatis menghubungkan Koper dengan jalur kereta di Eropa.
Pada tahun 1996 Luka Koper mulai terdaftar sebagai emiten dalam Bursa Efek Ljubljana dan sejak 2009 Pemerintah Slovenia telah menetapkan pelabuhan Koper sebagai kawasan Free Custom Zone. Tahun 2015 tercatat jumlah trafik barang mencapai 20,7 juta ton atau meningkat 9% dibandingkan tahun sebelumnya.
Angka ini termasuk trafik container yang mencapai 791 ribu TEU dan kargo kendaraan sebanyak 607 ribu unit. Total net sales tercatat 184 juta Euro atau meningkat 13% dari tahun sebelumnya.
Dari segi bilateral, berdasarkan data EU-Indonesia Business Network total neraca perdagangan Indonesia dan Slovenia untuk tahun 2016 tercatat sekitar 41 juta euro. Produk ekspor Indonesia ke Slovenia antara lain batu bara, alas kaki, tekstil dan produk tekstil, produk kertas, karet, dan produk elektronik.
Selama ini ekspor Indonesia ke negara-negara di kawasan Eropa kerap melalui Pelabuhan Hamburg atau Rotterdam yang telah lebih dulu dikenal dalam jalur perdagangan internasional.
Kunjungan kerja Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Muhammad Anshor, ke Eropa berlangsung pada tanggal 13 – 17 Februari 2017 dengan mata agenda antara lain memimpin Delegasi RI dalam Forum Konsultasi Bilateral (FKB) RI – Slovenia, FKB RI – Austria, dan FKB RI – Slovakia.
Di samping itu, Muhammad Anshor juga dijadwalkan akan menghadiri serangkaian pertemuan dengan kalangan bisnis di ketiga negara tersebut dalam rangka meningkatkan investasi dan perdagangan bilateral.