Kabar24.com, WASHINGTON - Perintah Presiden Donald Trump yang melarang pengungsi dan warga dari tujuh negara mayoritas muslim memasuki Amerika Serikat terus menuai perlawanan. Salah satunya dilakukan oleh gerai kopi global, Starbucks.
Seperti dikutip dari Tempo.co, Senin (30/1/2017), Direktur Utama Starbucks Howard Schultz berjanji akan mempekerjakan 10.000 pengungsi di seluruh cabangnya yang tersebar di 75 negara.
"Kami tidak diam saja saat situasi semakin tidak menentu akibat kebijakan pemerintahan baru,” tulis Schultz kepada pegawainya di laman resmi perusahaan.
"Ada lebih dari 65 juta warga dunia yang dimasukkan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengungsi. Kami akan mempekerjakan 10.000 di antaranya selama lima tahun mendatang,” ujar Schultz berjanji.
Dia mengatakan upaya ini akan dimulai di Amerika dengan membidik para pengungsi yang selama ini telah membantu militer Amerika sebagai penerjemah ataupun posisi strategis lainnya.
Trump meneken surat perintah untuk menutup akses pengungsi dan warga dari Suriah, Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, dan Yaman pada Jumat pekan lalu.
Reuters menyebut jaksa dari California, New York, Washington DC, dan 13 negara bagian lain mengutuk larangan ini dan menyebutnya sebagai tidak konstitusional.
Sebagai petinggi Starbucks, Schultz kerap mengeluarkan pernyataan bersifat politis. Starbucks Amerika misalnya, melarang pengunjung membawa senjata api ke dalam gerai mereka.
Schultz juga mengkritik upaya Trump untuk membekukan Obamacare, jaminan asuransi kesehatan nasional yang ditetapkan Presiden Barack Obama. Jika aturan ini dicabut, Schultz akan menyediakan layanan asuransi kesehatan untuk pegawainya yang terdampak.
Tantang Trump, Starbucks Janji Pekerjakan 10.000 Pengungsi Muslim
Perintah Presiden Donald Trump yang melarang pengungsi dan warga dari tujuh negara mayoritas muslim memasuki Amerika Serikat terus menuai perlawanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium