Kabar24.com, JAKARTA - Beredar isu di media sosial terkait penyusup yang dibayar untuk membunuh Presiden Joko Widodo saat berlangsungnya Aksi Super Damai 212, Jumat (2/12/2016) sangatlah tidak benar.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengatakan bahwa, isu tidak benar. Pasalnya, dia berada di belakang Presiden ketika itu.
"Tidak ada anggota Pasukan Pengamanan Kepresidenan yang menangkap salah satu oknum, yang ditengarai merupakan salah satu pendukung Ahoker,” dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/12/2016).
Dia meminta seluruh masyarakat waspada dan selektif memilah berita ataupun informasi yang disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab melalui media massa, khususnya media sosial.
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto menambahkan, bahwa Aksi Super Damai 212 yang berlangsung dengan tertib dan aman tersebut, jangan dinodai oleh isu-isu ataupun berita-berita tidak benar.
"Jangan membenturkan kelompok yang satu dengan kelompok masyarakat lainnya,” tegasnya.
Menurut Kapuspen TNI, peristiwa Aksi Super Damai 212 beberapa waktu lalu sudah berjalan dengan aman.