Kabar24.com, JAKARTA -- Anggapan kegiatan astrnomi cenderung mahal karena melibatkan peralatan-peralatan seperti teleskop tidak sepenuhnya benar. Sebab ada cara lain yang dianggap lebih baik dan murah dalam mengamati benda-benda langit.
Mutoha Arkanuddin, astronom amatir dari Jogja Astro Club menuturkan mengamati astronomi itu bisa dilakukan dengan mata telanjang. Tetapi sepertinya sudah kadung legitimasi kalau astronomi itu harus ada teleskop. Anggapan tersebut, secara tidak langsung membuat orang-orang enggan terlibat dalam kegiatan astronomi karena dinilai mahal.
"Untuk kenal rasi, meteor shower, fenomena galaksi bimasakti jauh lebih indah gunakan mata telanjang ketimbang teleskop. Teleskop hanya membesarkan pengamatan terhadap planet-planet dan kawah-kawah bulan," ujarnya, Selasa (29/11/2016).
Di samping mata telanjang, modal lain yang harus dimiliki para pemburu benda-benda langit adalah kalender astronomi. Menurut Mutha saat ini sudah ada kalendar-kalendar astronomi yang memuat informasi peristiwa astronomi seperti gerhana, hujan meteor hingga galaksi.
"Mau ikut klub harus punya teleskop? Padahal tidak seperti itu. Kita itu ya seperti pencinta alam. Modal badan saja sudah cukup. Modal mata telanjang tidak harus punya alat-alat apa. Justru paling indah lihat fenomena objek langit itu mata telanjang.
Terkait kegiatannya, pendiri JAC Mutoha mengatakan dengan moto bringing astronomy to the people,
komunitas ini bekerja sama dengan banyak lembaga untuk melakukan pengamatan, diskusi, hingga menonton film-film astronomi.
Bahkan, JAC menjadi tim tetap dari Kemenag untuk pengamatan hilal. Dengan iuran Rp20.000 setahun, anggota komunitas ini juga bisa meminjam buku-buku di perpusatakaan, serta membawa pulang teleskop dengan ketentuan
yang berlaku.
Ternyata Mengamati Peristiwa Astronomi Tak Perlu Mahal
Anggapan kegiatan astrnomi cenderung mahal karena melibatkan peralatan-peralatan seperti teleskop tidak sepenuhnya benar. Sebab ada cara lain yang dianggap lebih baik dan murah dalam mengamati benda-benda langit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dika Irawan
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium