Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Dialog Antara Irman Gusman dan Dirut Perum Bulog

Jaksa penuntut umum KPK mengungkap transkrip rekaman pembicaraan antara mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman dengan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti untuk membicarakan perusahaan distributor gula impor di Sumatra Barat.
Mantan Ketua DPD Irman Gusman tiba untuk menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (8/11)./Antara-Sigid Kurniawan
Mantan Ketua DPD Irman Gusman tiba untuk menjalani sidang perdana dengan agenda pembacaan dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (8/11)./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA -  Jaksa penuntut umum KPK mengungkap transkrip rekaman pembicaraan antara mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman dengan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti untuk membicarakan perusahaan distributor gula impor di Sumatra Barat.

Percakapan antara Irman dan Djarto terjadi pada 22 Juli 2016 yang diputar dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta pada Selasa (15/11/2016).

Irman: Nah, begini. Ada permintaan dari Sumatra Barat.

Djarot: Oh, ya.

Irman: Jadi kan Sumatera Barat tuh kan apa mengenai stabilitas gulanya kan masih belum pas sekali ya.

Djarot: Betul betul betul Irman: selama ini dispulai dari Jakarta.

Djarot: Oh iya iya Irman: Sehingga akibatnya eh apa mempengaruhi dalam harga.

Djarot: betul betul betul Irman: nah jadi kalau bisa melalui apa kadivre Sumbar Djarot: Iya betul pak. Nggih.

Irman: Kalau bisa pak Djarot bantu untuk mensuplai ke sana itu bagus sekali Pak Djarot Djarot: Oh baik pak. Baik-baik pak Irman: Iya tuh. Ha-ah Djarot: Menjadi perhatian Irman: Jadi perhatian, namanya pak Benhur ya di sana ya? Djarot: iya betul betul betul Irman: Ha ah. Jadi kebetulan ada orang yg sudah berpengalaman sana yang bisa saya rekomendasi Djarot: OK OK OK Irman: Ha ah. Bagus ok pokoknya semuanya OK. Pokokny rapi dia.

Djarot: Iya ha ah. Nggih Irman: ha ah. Asal pak djarot bina saja Djarot: Oh baik Pak Irman: Ha ah. Jadi, saya namanya Bu Meme. Sebetulnya saya temen lama itu.

Djarot: He em. Nggih pak Irman: saya ketemu kemarin di Padang. Dia itu betul-betul melakukan operasi pasar Pak Djarot: Oh iya Irman: Pak Gubernir mendukung, semua mendukung, sekjen perdagangan mendukung, kalau dia kerja tidak bagus saya kan ga enak kan sama pak Djarot. Nanti kan oh ini Pak Irman nih tapi karena saya tahu orangnya bagus dan memang dia hidupnya di sana.

Djarot: Iya Pak. Iya pak Irman: Jadi kalau bisa pak Djarot eh bina dia tuh. Menurut saya, apa saya sangat rekomen sekali Djarot: Baik kalo gitu saya minta Irman: Yah Djarot: Apa, sms nomor telepon sama nama ya pak. Nanti biar saya Irman: Boleh jadi nanti saya minta nomornya. Saya namanya bu Meme. Nanti saya kasih nomornya Pak Djarot. Nomor Pak Djarot boleh ya saya kasih dia Djarot: Oh siap siap pak. Siap-siap Irman: Iya kan. Jadi Ha ah. Mohon dibantu kebetulan Pak Benhur disana. Dia ini cuma kan namanya kadis. Sama kabulog lan jauh bener kan. Kaya lihat matahari.

Djarot: (tertawa) nggak berani dia. Haha Irman: Dia bilang sudah lewat Pak Irman saja katanya. Ah ya sudah nanti saya bilang kerjanya yang bagus ya. Saya bilang begitu Djarot: Hhmm. Baik baik baik Irman: Ha ah. Karena orang ini yang sudah saya yakini anu-nya selama ini dapatnya dari Medan, dari jakarta. Berapa ongkosnya Pak? Tapi kalau Pak Djarot bisa menjadi dia tuh kan tangan kanan dia bisa disuruh operasi. Dia bisa jadi tangan kanan kita. Kalau semuanya bisa dia ikuti secara aturannya kan Djarot: Ya ya ya ya Irman: Ha ah. Dan bahkan dia punya niat juga untuk bisa lebih berkembang lagi untuk gula lebih baik gitu loh Djarot: Baik pak. Nanti jadi perhatian tuh.

Irman: Ha ah. Jadi, ha ah. Jadi perhatian. Ya bagus lah Djarot: Nggih "Jadi apa maksudnya bicara siap-siap?" tanya jaksa KPK Ahmad Burhanuddin.

"Ini hanya karakter saya dan menjawab siap untuk hal yang tidak prinsip," jawab Djarot berkilah.

"Maksudnya usulan Pak Irman ini bagus?" tanya jaksa.

"Ini niat baik dari Ketua DPD tentu saya liat. Ada beberapa yang juga telepon saya dan sepanjang masuk ke logika saya saya akan bantu," ungkap Djarot.

Melihat hal itu ketua majelis hakim Nawawi Pamolango pun menyela.

"Kelihatan sekali saudara berbeda intonasinya antara bicara dengan Irman dan Benhur. Kalau bicara Irman 'siap, siap, siap,' Seharusnya ngomong dengan siapapun intonasinya sama. Kalau bicara dengan Irman 'siap siap', suruh masuk neraka juga disebut 'siap, siap'," kata hakim Nawawi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper