Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesawat Tempur Rusia Bom Aleppo Timur

Pesawat tempur Rusia kembali melancarkan pengeboman terhadap Aleppo timur yang diduduki oleh pemberontak pada Selasa (11/10/2016) setelah saat yang tenang selama beberapa hari, seorang pejabat pemberontak dan kelompok Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah di Inggris mengatakan.
Asap hitam dari ban yang dibakar para pemberontah menyelimuti wilayah Aleppo untuk menghindari serangan udara (1/8/2016)./Reuters-Abdalrhman Ismail
Asap hitam dari ban yang dibakar para pemberontah menyelimuti wilayah Aleppo untuk menghindari serangan udara (1/8/2016)./Reuters-Abdalrhman Ismail

Bisnis.com, BEIRUT - Pesawat tempur Rusia kembali melancarkan pengeboman terhadap Aleppo timur yang diduduki oleh pemberontak pada Selasa (11/10/2016) setelah saat yang tenang selama beberapa hari, seorang pejabat pemberontak dan kelompok Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah di Inggris mengatakan.

Serangan udara sebagian besar mengenai wilayah Bustan Al Qasr, ujar Zakaria Malhifji dari kelompok pemberontak Fastaqim di Aleppo kepada wartawan Reuters.

Terdapat pengeboman baru dan itu gencar," ujarnya.

Pihak pengawas mengatakan bahwa jumlah korban tewas dari pengeboman Bustan Al Qasr, Fardous dan sejumlah wilayah lainnya meningkat menjadis etidaknya 25 orang, dengan sejumlah orang lainnya terluka.

Setidaknya 50 orang warga tewas dikarenakan sejumlah serangan terhadap bagian-bagian kota dan desa yang diduduki oleh para pemberontak, penduduk dan pekerja penyelamat mengatakan. Di Bustan Al Qasr, para penduduk mengatakan, serangan itu mengenai sebuah pusat medis dan sebuah taman bermain anak-anak.

Tentara Suriah, yang didukung oleh milisi yang dibantu oleh Iran, juga mengatakan bahwa mereka telah memperkuat kendali mereka atas Al Jandoul di sebuah persimpangan besar yang ada di bagian utara Aleppo.

Moskow dan Damaskus mengurangi serangan udara mereka di kota bagian utara pada minggu lalu. Pihak militer Suriah mengatakan bahwa itu dilaksanakan sebagian untuk memperbolehkan warga meninggalkan wilayah-wilayah yang diduduki oleh pihak oposisi.

Pemerintah Suriah mengatakan bahwa para pemberontak yang bersembunyi di Aleppo dapat meninggalkan lokasi dengan keluarga mereka jika mereka tidak mengangkat senjata.

Para pemberontak menuduh tawaran itu sebagai sebuah pembohongan.

Presiden Bashar Al Assad berusaha untuk menduduki Aleppo sepenuhnya, yang merupakan kota terbesar Suriah sebelum perang meletus sejak lebih dari lima tahun lalu, yang telah membagi kota itu antara wilayah yang diduduki oleh pemerintah dan pemberontak selama bertahun-tahun.

Sekutu Rusia milik Assad sementara itu telah memperkuat pasukannya di Suriah setelah gencatan senjata sementara runtuh pada bulan lalu.

Sejak Rusia turut campur tangan dalam konflik itu satu tahun yang lalu, pihak pemerintah telah memperoleh kemenangan di sejumlah lokasi, termasuk di Aleppo, dimana wilayah yang diduduki oleh para pemberontak terkepung selama berminggu-minggu.

Para pemberontak telah bergerak di tempat lain, termasuk di provinsi Hama yang ada di bagian selatan, dimana mereka menduduki sejumlah kota dan desa pada bulan lalu. Namun dalam beberapa hari terakhir pasukan pemerintah telah berhasil merebut kembali sejumlah wilayah.

Di kota Deraa yang ada di bagian selatan, yang terbagi atas wilayah yang diduduki pemerintah dan pemberontak, serangan para pemberontak terhadap sebuah sekolah menewaskan setidaknya lima orang, termasuk anak-anak, pada Selasa, pihak Pengawas dan media nasional melaporkan.

Pihak pemberontak menyangkal serangan itu. Para penduduk melaporkan jumlah korban tewas yang serupa.

Dekat perbatasan dengan Turki, pemberontak yang didukung oleh Turki dan sebuah koalisi pimpinan AS mendekati desa Dabiq yang diduduki oleh ISIS.

Kelompok pemberontah Tentara Pembebasan Suriah (FSA) telah bergerak ke arah selatan ke dalam wilayah ISIS dalam sebuah operasi yang dibant oleh Turki sejak 24 Agustus lalu, dan telah merebut sejumlah desa dekat Dabiq dalam beberapa hari sebelumnya.

Namun ratusan ranjau darat yang ditanam oleh para militan menghambat pergerakan mereka, pemberontak mengatakan. Para militan bahkan merebut kembali desa Ihtimlat dan Kafra dalam kurun waktu beberapa jam setelah pasukan FSA merebut wilayah itu, pihak pemberontak mengatakan.

"Mereka menanam ratusan ranjau darat di sepanjanggaris pertahanan depan mereka," seorang pemberontak dari kelompok Failaq Al Sham mengatakan. Saat ini tujuan pasukan FSA adalah untuk merebut kembali kota Soran, sebuah markas ISIS di wilayah itu, sebelum bergerak ke Dabiq, kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper