Bisnis.com, TANGSEL- Kaligrafi tidak hanya dikembangkan sebatas tulisan indah yang berkaidah, tetapi juga mulai dikembangkan dalam konteks kesenirupaan atau visual art.
Didin Sirojuddin AR, Guru Besar Kaligrafi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan kaligrafi Islam dibedakan menjadi dua yaitu tulisan dan lukisan.
Lukisan kaligrafi terbagi menjadi 2 yaitu murni dan bebas, yang pertama menggunakan bentuk huruf baku, yang biasanya dibuat oleh lulusan pondok pesantren, sedangkan yang kedua tidak menggunakan huruf baku yang dikerjakan oleh seniman akademik.
“Aneka bentuk lukisan kaligrafi mengandung dua elemen, fisioplastis dan ideoplastis,” katanya saat stadium general bertema Olah Kaligrafi dan Humanisi Mushaf Al Quran di Indonesia dalam situs resmi UIN Jakarta, Sabtu (10/9/2016).
Menurutnya, dalam konteks fisioplastis dan ideoplastis tersebut kaligrafi menjadi jalan, namun bukan pelarian bagi para seniman lukis yang ragu untuk menggambar makhluk hidup.
Sebab, lanjutnya, dalam aspek kesenirupaan, kaligrafi memiliki keunggulan pada faktor fisioplastisnya, pola geometrisnya, serta lengkungan ritmisnya yang luwes sehingga mudah divariasikan dan menginspirasi secara terus-menerus.
“Perkembangan lain dari kaligrafi di Indonesia sendiri adalah dimasukkan seni ini menjadi salah satu cabang yang dilombakan dalam event Musabaqoh Tilawatil Quran. Maka dari itu lestarikan terus kaligrafi di Indonesia melalui event-event itu,” ujarnya
Dia juga menjelaskan bahwa seni kaligrafi merupakan bentuk budaya Islam yang pertama ditemukan di Indonesia dan menjadi aset budaya Islam terdepan hingga kini.