Kabar24.com, ISTANBUL-- Sebanyak 215 mahasiswa Indonesia di Turki masih menanti kelanjutan studi mereka pascakudeta gagal pada 15 Juli silam.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Turki Wardhana menyatakan 215 mahasiswa tersebut, dari total 248 penerima beasiswa PASIAD (dianggap berafiliasi dengan Fethullah Gulen), saat ini masih belum dapat melanjutkan studinya.
"Padahal 97 diantaranya sudah masuk semester tujuh yang artinya pertengahan tahun depan sudah lulus mestinya, ujarnya di hadapan rombongan sejumlah wartawan dari Tanah Air yang diundang oleh Turkish Airlines, Jumat (9/9) sore waktu setempat.
Wardhana menjelaskan pihaknya sejauh ini terus mengupayakan nasib mahasiswa-mahasiswa tersebut.
Sejauh ini, katanya, KBRI telah menjajaki berbagai alternatif solusi dengan pemerintah pusat maupun daerah. Melalui pemda misalnya, kata Wardhana, sudah ada solusi yang bisa dijadikan alternatif rujukan, di mana ada skema beasiswa dari pemda.
Pemerintah daerah itu diantaranya Aceh (57 mahasiswa), Jawa Tengah (23 mahasiswa), dan Kalimantan Timur (35 mahasiswa).
Sejak kudeta gagal pada 15 Juli, nasib 248 mahasiswa penerima beasiswa PASIAD memang terancam karena terpaksa harus berpindah pondokan. Sebagian diantaranya, sekitar 43 pelajar, ditampung di Wisma Duta milik KBRI di Ankara sejak 18 Juli.
Jumlah mahasiswa Indonesia di Turki tercatat total 738 mahasiswa, baik yang mendapat beasiswa dari Pemerintah Turki, PASIAD maupun biaya sendiri.
Sejauh ini, Pemerintahan Recep Tayyip Erdogan masih terus melakukan pembersihan seiring dengan penerapan State of Emergency selama 90 hari sejak 18 Juli.
Nasib 215 Mahasiswa RI Terkatung-katung di Turki
Sebanyak 215 mahasiswa Indonesia di Turki masih menanti kelanjutan studi mereka pascakudeta gagal pada 15 Juli silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
5 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
9 jam yang lalu