Kabar24.com,JAKARTA— Kanselir Jerman Angela Merkel menyebutkan bahwa teroris bermaksud melemahkan kesiapan Jerman untuk menampung para pengungsi.
Namun, dalam komentarnya terkait serangkaian serangan yang melanda Jerman akhir-akhir ini, dia menekankan bahwa pemerintah sangat menentang ide tersebut.
"The terrorists want to make us lose sight of what is important to us, break down our cohesion and sense of community as well as inhibiting our way of life, our openness and our willingness take in people who are in need," she told a news conference for which she interrupted her vacation.
“Teroris ingin membuat kita kehilangan kemampuan untuk menilai hal apa yang penting bagi kita, menghancurkan kesatuan kita serta rasa kebersamaan serta merintangi cara hidup dan keterbukaan kita, kemauan kita untuk menerima orang-orang yang sedang membutuhkan,” katanya seperti idkutip dari Reuters, Kamis (28/7/2016).
"They see hatred and fear between cultures and they see hatred and fear between religions. We stand decisively against that," she added
Merkel menekankan para teroris menangkap adanya celak kebencian dan ketakutan dalam perbedaan budaya dan agama dan Jerman secara tegas menentang hal tersebut.
Sebelumnya, Merkel yang sedang dalam liburan singkatnya akhirnya memutuskan untuk bebralik ke negaranya setelah sejumlah pihak memprotes kebijakannya yang membuka pintu lebar bagi para pengungsi dari negara yang sedang dilanda peperangan akibat terorisme.
Politikus dari sayap kiri dan kanan mengatakan kebijakan Merkel terkait pengungsi merupakan sebuah kesalahan, setelah lebih dari satu juta imigran memasuki Jerman tahun lalu, yang didominasi oleh warga Afganistan, Suriah, dan Irak.
“Semua prediksi kami akhirnya terbukti benar. Teroris Islamis telah tiba di Jerman” sebut Horst Seehofer, Perdana Menteri Bavaria.
Seehofer yang merupakan kritikus Merkel memintanya untuk memperkuat dan memperketat langkah keamanan serta kebijakan imigrasi.
Berbeda dengan Presiden Prancis Francois Hollande yang pada Selasa mengunjungi Normandy, tempat kejadian pembunuhan seorang pastor, Merkel belum mengunjungi satupun tempat kejadian penyerangan di Jerman. Sikapnya ini menimbulkan pertanyaan terkait kepemimpinannya.