Kabar24.com, JAKARTA—Ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri nampak tak menghadiri pelantikan kabinet kerja baru, padahal sejumlah pejabat negara termasuk pimpinan partai politik hadir dalam pelantikan 12 menteri ditambah 1 kepala BKPM yang masuk reshuffle jilid II.
Politisi Partai Demokrasi Perjuangan Andreas Hugo Parera mengungkapkan pelatikan tersebut terkesan mendadak sehingga ada kemungkinan ketua umum PDI Perjuangan tersebut tidak mendapatkan undangan atas pelantikan tersebut.
“Tadi malam kan masih belum jelas jam berapa, jadi kemungkinan beliau [Megawati] tidak mendapatkan undangan, atau bisa juga berhalangan hadir karena mungkin ada agenda lain,” ujar Andreas kepada Bisnis, Rabu (27/7).
Andreas menjelaskan presiden tidak pasti dalam menentukan jadwal untuk melantik kabinet barunya.
Dalam percakapan dengan Bisnis, Andreas juga mengomentari keputusan Partai Golkar yang terkesan terburu-buru dalam mengusung Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang.
“Pilpres kan masih lama, undang-undangnya juga masih akan berubah, kan nanti Pilpres dan Pileg akan digelar bersamaan,” ujarnya.
Dirinya mengakui sejauh ini partainya belum melakukan komunikasi internal terkait pencalonan dalam Pilpres 2019.
Sementara itu, dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar telah menyatakan untuk mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019.
Sebelumnya, santer dikabarkan jika ada silang pendapat antara ketua umum Partai Golkar Setya Novanto dan ketua dewan pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie dalam pengusungan tersebut.
Akan tetapi, Ical sapaan akrab Aburizal Bakrie menegaskan tidak ada silang pendapat antara dirinya dan Novanto.
Pernyataan Golkar dalam mendukung Jokowi memang telah disampaikan sejak Ical masih menjabat sebagai ketua umum Partai berlambang pohon beringin tersebut.
Namun pernyataan tersebut kembali ditegaskan oleh Novanto usai penyelenggaraan Munaslub pada Mei silam.
Selain menyatakan dukungannya kepada Jokowi dalam Pilpres mendatang, partai tersebut juga akan mendukung Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sekretaris Jenderal partai Golkar Idrus Marham menyatakan sudah ada kesepakatan baik dari ketua umum dan ketua dewan pembina Partai Golkar atas dukungan tersebut.
“Sebelumnya sudah ada pertemuan [teman Ahok] dengan Nusron dan Yorrys,” terangnya.
Idrus mengungkapkan kalau Teman Ahok ingin Ahok menang dalam Pilkada, maka pihaknya harus rela jika Ahok mengambil jalur parpol dalam pencalonannya.
Lanjutnya, Ahok telah bersedia untuk diusung oleh partai politik.
“Komitmen kami satu,gimana Ahok menang. Harus solid antara partai dan teman Ahok, mari bagi peran dan tidak ada satupun yang mengklaim yang paling berperan. Usulan kami pasangan Ahok didukung parpol, teman Ahok sama sama kerja di lapangan,” paparnya.
Terkait wakil, Idrus mengungkapkan agar DPD Golkar dan tim pemenangan pemilu berbicara dengan pihak PDI Perjuangan.
“Persoalan wakil kami serahkan DPD Jkarta bicarakan dengan Ahok. Kami bicara ke PDIP, Golkar gak keberatan kalau pasangan yang ada [Ahok-Djarot] dan kompak ini jadi lagi,” tukasnya.
Golkar Terkesan Terburu-buru Dukung Jokowi di Pilpres 2019
Keputusan Partai Golkar terkesan terburu-buru dalam mengusung Joko Widodo di Pilpres 2019 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dewi Aminatuz Zuhriyah
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
57 menit yang lalu