Bisnis.com, JAKARTA –Warga Negara Indonesia di Turki diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Sementara itu, KJRI masih melakukan koordinasi untuk memastikan tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban serangan bom di Bandara Ataturk, Turki.
Saat ini terdapat sekitar 728 orang WNI dan 310 di antaranya berstatus mahasiswa.
Pemerintah Indonesia mengecam pelaku ledakan bom di Turki yang menewaskan sedikitnya 50 orang dan menyebabkan puluhan orang lainnya luka-luka. Dua ledakan terpisah terjadi di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki pada 28 Juni 2016.
“Indonesia mengecam keras serangan teror tersebut dan menyampaikan simpati dan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban, pemerintah serta rakyat Turki atas kejadian tersebut,” ujar pihak KJRI lewat pesan tertulis kepada Bisnis, Rabu (29/6/2016).
Diduga pelaku melakukan tembakan sebelum melakukan bom bunuh diri. Sementara para saksi mata menyatakan sempat mendengar adanya baku tembak di lapangan parkir bandara.
KJRI Istanbul masih memantau perkembangan di Bandara Attaturk dan berkoordinasi dengan otoritas setempat.
Selain itu pemerintah juga berkoordinasi dengan masyarakat Indonesia di Istanbul guna menelusuri kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
“Pemerintah juga mengingatkan seluruh WNI yang ada di Turki untuk jaga keamanan pribadi, meningkatkan kewaspadaan, menghindari tempat-tempat keramaian yang dapat menjadi target teror serta mengikuti arahan dan himbauan otoritas keamanan setempat,” demikian pihak KJRI Turki dalam suratnya.
Saat ini terdapat sekitar 728 orang WNI dan 310 di antaranya berstatus mahasiswa dan sebagian lagi adalah WNI yang bekerja di Turki.