Bisnis.com, JAKARTA— Inggris menghadapi seruan penuh kemarahan dari para pemimpin negara anggota Uni Eropa untuk segera menuntaskan kisruh ekonomi dan politik yang diakibatkan keputusannya untuk keluar dari persekutuan tersebut.
IMF sebelumnya menyebutkan keputusan keluar dari Uni Eropa bisa menekan pertumbuhan global.
Pasar keuangan terlihat sedikit membaik pada Selasa (28/6/2016) tetapi perdagangan masih berfluktuasi dan parlemen bersumpah untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan guna melindungi perekonomian.
Menteri Keuangan Inggris George Osborne yang berusaha untuk menenangkan pasar mengatakan dia harus mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak guna mengamankan stabilitas fiskal setelah tiga lembaga pemeringkat kredit menurunkan peringkat utang negara tersebut.
Sejumlah perusahaan mengumumkan memberhentikan perekrutan dan kemungkinan melakukan PHK.
Negara-negara Eropa secara khusus khawatir atas efek yang mungkin timbul akibat ketidakpastian yang muncul sebagai akibat keputusan referendum Inggris keluar dari UE.
Mereka menantikan kapan atau bahkan apakah negara tersebut akan mendeklarasikan secara formal mengenai keputusan untuk keluar dari Uni Eropa.
Presiden Komisi Negara-Negara Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan pada Parlemen bahwa dia akan mendesak Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk mengklarifikasi posisi Inggris secepatnya.
“Kita tidak bisa terus menerus berada dalam ketidakpastian,” ujarnya dalam sebuah pidato seperti dikutip dari Reuters, Selasa (28/6/2016).
Sementara itu, Cameron yang mengumumkan akan mundur dari jabatannya setelah rakyat Inggris memilih untuk berpisah dengan Uni Eropa mengatakan akan menyerahkan masalah ini kepada penggantinya.
Sang pengganti itulah yang akan secara resmi mengumumkan keluarnya Inggris dari persekutuan negara-negara Eropa tersebut.