Bisnis.com, LONDON— Pondsterling menguat ke level tertinggi terhadap dolar Amerika selama tahun ini pad Kamis (23/6/2016) setelah sebuah jajak pendapat terakhir menunjukkan pilihan untuk tetap jadi bagian dari Uni Eropa lebih besar. Jajak pendapat ini dilakukan tepat sebelum dimulainya referendum.
Poling yang diadakan oleh COmRes untuk harian Daily Mail dan ITV serta poling oleh YouGov untuk harian Times di London menunjukkan peningkatan dukungan agar Inggris tetap jadi bagian dari Uni Eropa pada menit-menit terkahir.
Sementara kebanyakan poling menunjukkan hasil yang hampir seri, probabilitas tersirat dari suara untuk tetap tinggal di Uni Eropa berada di level 76%. Kamis lalu, sebelum terjadinya insiden penembakan anggota parlemen Jo Cox angka tersebut masih berada di level 60%. Kejadian ini sepertinya menjadi salah satu sentimen yang meningkatkan pilihan untuk tetap tinggal.
Berkurangnya kekhawatiran akan terjadinya brexit membantu poundsterling menguat setidaknya 3% dalam mimnggu ini.
Poundsterling menguat 0.4% ke US$1,4770 setelah sempat menyentuh angka US$1,4847 yang merupakan harga tertinggi tahun ini.
“Poling oleh ComRes memperkuat poundsterling namun likuiditas sangat tipis dan mata uang akan sangat berfluktuasi. Jika poling menunjukkan hasil akhir yang kuat untuk terwujudnya brexit maka kita akan melihat pelemahan poundsterling. Ini adalah kondisi yang sangat menantang.” kata Yujiro Goto, analais mata uang Nomura seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/6/2016).
Referendum Inggris hari ini akan berakhir pada pukul 09.00 malam waktu setempat dan hasilnya akan diketahui pada Jumat (24/6/2016).
Berdasarkan pemantauan pada terminal Bloomberg, Kamis (23/2/2016) pukul 15.32 WIB poundtserling menguat 0.46% ke 1,478 terhadap dolar.