Bisnis.com, JAKARTA-Pekojan merupakan tempat atau perkampungan di kecamatan Tambora, Jakarta Barat, memiliki sejarah panjang yang tidak terpisahkan dari terbentuknya kota Jakarta.
Di masa kolonial Belanda, daerah itu dikenal sebagai kampung Arab. Maksudnya di situ banyak bermukim orang keturunan Arab. Mereka adalah kelompok muslim yang aktif dalam perdagangan di wilayah pesisir Jakarta.
Menurut Zaenuddin HM, dalam bukunya “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, terbitan Ufuk Press pada Oktober 2012, bahwa pekojan berasal dari kata koja choja yang artinya orang muslim.
Pada tahun 1633 daerah tersebut sudah dihuni oleh orang Moor, yaitu pedagang atau koja dari India.
Waktu perang antara Sultan Agung dan Sultan Haji yang didukung Kompeni, lebih banyak orang Moor pindah dari Banten ke Batavia dan seluruh pesisir utara Jawa.
Kampung Pekojan terletak persis di barat tembok kota. Selain orang Moor, juga tinggal orang Melayu. Semula orang-orang Koja atau Moor merupakan kelompok muslim yang paling banyak jumlahnya.
Tetapi, seiring dengan perjalanan waktu, banyak orang Arab yang berdatangan ke Betawi. Pada tahun 1859, jumlah orang Arab di Betawi tercatat sebanyak 312 orang, dan pada 1870 sudah meningkat tiga kali lipat.
Bahkan jumlah mereka pada tahun 1885 bertambah menjadi sebanyak 1.448 orang. Dan pertambahan yang sangat cepat itu juga akibat mereka lebih suka memiliki banyak anak.
Namun, pada akhir abad ke-19 banyak orang Arab yang memenangkan lelang rumah-rumah di Batvia, sehingga banyak dari mereka yang tinggal di luar wilayah Pekojan.
Di wilayah Pekojan sekarang terdapat pasar, yaitu Pasar Pekojan. Pasar tersebut terletak di sekitar Glodog, menjual sandang dan barang-barang langka seperti kerajinan perak dari India. Demikianlah.