Bisnis.com, LONDON - Perdana Menteri Inggris David Cameron bersikukuh pada penggambarannya tentang usul Donald Trump melarang sementara Muslim memasuki Amerika Serikat sebagai "memecah belah, bodoh dan salah", kata juru bicara pada Senin (16/5/2016).
Trump, ketika ditanya tentang kritikan Cameron itu, mengatakan tanggapan seperti itu menunjukkan ia tidak mungkin berhubungan baik dengan perdana menteri Inggris tersebut.
"Perdana menteri membuat pandangannya tentang Donald Trump sangat jelas. Dia tidak setuju dengannya," kata juru bicara itu.
"Ia tetap percaya bahwa mencegah umat Islam memasuki Amerika Serikat adalah memecah belah, bodoh dan salah. Ia bersikukuh dengan perkataannya," kata dia.
Saat ditanya siapa lebih dipilih Cameron untuk menjadi presiden Amerika Serikat berikutnya, juru bicara itu menyatakan ia tidak akan menanggapi pemilihan umum negara lain, tapi mengatakan pemimpin Inggris jelas akan bekerja dengan siapa pun pemenangnya.
"Ia bertekad menjaga hubungan khusus tersebut," katanya.
Juru bicara itu mengatakan tidak ada pertemuan atau hubungan telepon Cameron dengan calon dari partai Republiken Trump, tapi jika diusulkan, perdana menteri itu akan mempertimbangkannya.
Inggris adalah sekutu terdekat Amerika Serikat. Pada masa lalu, pemimpin politik kedua negara itu sering mengaku mempunyai hubungan khusus.
Cameron menolak menarik pernyataannya tentang Trump itu, tapi mengatakan bahwa Trump layak dihormati karena berhasil melewati pencalonan ketat partai Republiken.
"Kami mempunyai persoalan besar dengan teror kelompok keras Islam. Banyak bagian dunia terkena bom dan bukan orang Swedia yang bertanggung jawab," kata Trump saat ditanya mengenai usulan pelarangan Muslim memasuki Amerika Serikat.
Di sisi lain, Trump juga mengaku tersinggung atas pernyataan wali kota baru London, yang juga Muslim, Sadiq Khan, yang menyatakan Trump adalah tokoh dungu soal Islam.
"Dia tidak tahu saya, tidak pernah bertemu saya dan tidak mengetahui yang saya perbuat. Menurut saya, pernyataannya sangat kasar. Sejujurnya, saya akan mengingat kata kejinya itu," kata Trump.
Sesaat setelah Khan terpilih, Trump mengatakan kepada "The New York Times" bahwa ia akan mengecualikan Khan dalam pelarangan Muslim masuk Amerika Serikat.
Sementara itu, mengenai persoalan keanggotaan Inggris di Eropa Bersatu, Trump mengatakan, "Saya sering berurusan dengan Eropa Bersatu. Itu lembaga sangat birokratis dan sulit. Untuk Inggris, saya akan mengatakan, 'apa yang kamu butuhkan dari lembaga itu?'. Tapi, biarkan warga menentukan pilihan."
DAVID CAMERON: Larangan Muslim Donald Trump Bodoh dan Salah
Perdana Menteri Inggris David Cameron bersikukuh pada penggambarannya tentang usul Donald Trump melarang sementara Muslim memasuki Amerika Serikat sebagai memecah belah, bodoh dan salah, kata juru bicara pada Senin (16/5/2016).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu