Kabar24.com, JAKARTA- Persoalan penyelundupan manusia yang melintasi dan menuju salah satu dari negara di kawasan Asia Tenggara, kerap menjadi salah satu penyebab ketegangan di kawasan ASEAN.
Tiga negara yang tercatat paling sering bersitegang dalam urusan ini adalah Indonesia, Malaysia dan Australia. Maka, untuk mengurai ruwetnya masalah sekaligus menyegerakan solusi penanganan kejahatan penyelundupan manusia, kepolisian dari ketiga negara tersebut melakukan urun rembug di Nirwana Resort, Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (10/05/2016).
Dalam keterangan tertulis, Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kombes Pol Agus Sutisna menyampaikan dalam pertemuan bilateral itu bahwa musyawarah ke-9 antar tiga negara ini bertujuan agar percepatan solusi disegerakan untuk penciptaan kondusifitas keamanan di kawasan ASEAN. “Peningkatan kerjasama ini dipastikan dapat menggagalkan lebih banyak lagi tindak pidana penyelundupan manusia di kawasan ASEAN. Bahkan salah satu jaringan sindikat telah teridentifikasi. Mereka beroperasi antara Indonesia dan Malaysia serta sebaliknya. S adalah inisial dari salah satu pucuk pimpinan sindikat ini,” ungkap Anang dalam siaran persnya, Selasa (10/05).
Berdasarkan data, imigran yang sudah berada di Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 13.829 orang dan setiap bulannya bertambah sekitar 200 orang. Bukan itu saja, 19 Februari 2016 lalu, Polri telah menggagalkan usaha penyelundupan 71 warga negara Bangladesh dan 3 warga negara Iran dengan tujuan ke Malaysia. Diduga kegiatan tindak pidana penyelundupan manusia itu melibatkan jaringan S.
Menanggapi keberhasilan penggagalan itu, Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri, Komjen Pol Anang Iskandar menyatakan bahwa hal ini tidak lepas dari kerjasama yang sebenarnya telah terjalin selama ini. “Keberhasilan penggagalan penyelundupan manusia itu tidak lepas dari hasil kerjasama antara Polri dan Polis Diraja Malaysia. Semua karena pertukaran informasi yang kerap dilakukan antara Indonesia dengan negara ASEAN lainnya, salah satunya juga melalui pertemuan sejenis itu, sehingga mampu memberikan dampak nyata dalam penanggulangan tindak pidana penyelundupan manusia” ujar Anang.
Sementara Asisten Komisioner Polisi Polis Diraja Malaysia, Asisten Komisioner Polisi Nik Abdul Aziz Bin Nik Abd Razak juga menyampaikan bahwa pihak Kerajaan Malaysia akan terus melakukan pertukaran informasi lebih mendalam dengan Indonesia dan Australia agar dapat meminimalisir kegiatan penyelundupan manusia. “Pertukaran informasi lebih mendalam dengan Indonesia dan Australia terkait dengan persoalan ini, dapat dipastikan menjadikan persahabatan antar negara tetangga lebih erat lagi karena sama-sama menjaga keamanan dan kondisi yang kondusif di kawasan ASEAN,” kata Nik Abdul Aziz.
Di sisi lain, Perwira Penghubung Polisi Federal Australia, Andrew Perkins menyatakan bahwa pemerintahnya berharap Indonesia dan Malaysia bisa mengajak negara-negara di kawasan ASEAN dan di luar kawasan untuk memecahkan masalah regional ini. "Sebagai tetangga yang sudah terkoneksi satu sama lainnya, persoalan ini menjadi penting karena hanya dengan dialog dan kerjasama maka masalah ini bisa segera tuntas," tutup Andrew.