Kabar24.com, KENDARI - Pembebasan 10 WNI yang menjadi sandera kelompok Abu Sayyaf disambut suka cita pihak keluarga.
Keluarga korban sandera Suriansyah, 33, di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersyukur suami dan ayah mereka bebas dari penyanderaan.
"Keluarga besar menerima informasi Suriansyah bebas dari sandera dalam keadaan selamat pada Minggu (1/5/2016) petang. Kami bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu," kata Idawati, istri Suriansyah di Kendari, Senin (2/5/2016).
Informasi pembebasan selamat suami dan ayah dari cengkraman milisi Abu Sayyaf menghakhiri perasaan cemas dan kesedihan mereka selama anggota keluarganya dalam penyanderaan.
"Dari awal keluarga berharap agar Pak Suriansyah, sebagai tulang punggung keluarga, kembali di Kendari dalam keadaan selamat," kata Idawati.
Suriansyah adalah ayah dari dua orang anak yang masih duduk di bangku kelas 3 dan kelas 1 Sekolah Dasar 7 Baruga.
Suriansyah, yang bersama sembilan orang rekannya disandera kelompok yang menamakan diri Abu Sayyaf pada 23 Maret 2016 di perairan Filipina, adalah kepala kamar mesin II pada perusahaan PT Maritim Line.
"Terakhir bapak berkomunikasi dengan saya dan anak-anak menjelang bertolak ke Filipina. Setiap bapak mau berlayar selalu berbicara dengan saya dan anak-anaknya di Kendari," kenang Idawati.
Idawati yang nampak sumringah atas bebasnya sang suami menguraikan bahwa suaminya berada di Kendari pada Oktober 2015.
"Pada Oktober 2015 ia bertemu anak-anak dan keluarga saat kapalnya beroperasi rute Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dan Torobulu, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara," tambahnya.
Ia berterima kasih kepada pemerintah Indonesia atas segala upaya hingga suaminya lepas dari maut tersebut.
"Suami saya dan ayah dari Adnansah Suriansyah (anak sulung) dan Azza Aisiyah (anak bungsu) mencari nafkah untuk keluarga dan juga memberi kontribusi devisa untuk negara," ujarnya.