Kabar24.com, JAKARTA - Muhammadiyah digandeng Kementerian Pertahanan untuk pelaksanaan pembinaan kesadaran bela negara pada masyarakat sejak usia dini.
Kementerian Pertahanan dan PP Muhammadiyah menandatangani kesepakatan bersama untuk membina kesadaran bela negara masyarakat sejak usia dini.
Dalam kesepakatan tersebut, Muhammadiyah akan memfasilitasi pendidikan kesadaran bela negara pada setiap kegiatan yang dilaksanakan melalui lembaga pendidikan, seminar dan rapat pimpinan pengurus.
"Muhammadiyah punya lembaga pendidikan seperti sekolah dasar, panti asuhan, perguruan tinggi, lewat lembaga tersebut kita akan melakukan program-program konkret bela negara," tutur Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiya Haedar Nashir usai penandatanganan di Kemenerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (13/4/2016).
Melalui lembaga dan komunitas Muhammadiyah akan merangkul anak muda untuk memiliki pemahaman bela negara agar tidak terjerumus pada paham-paham radikal.
Muhammadiyah akan mengembangkan wawasan bela negara ini sesuai dengan pengayaan dan kesepakatan dengan Kementrian Pertahanan.
"Kita akan memperluas area kesadaran berbangsa dan negara, agar tercipta pembelaan terhadap negerinya," ucap dia.
Menurut dia, Indonesia pada dasarnya adalah negara damai, maka oleh itu pandangan-pandangan radikal haruslah diluruskan.
Lembaga pendidikan Muhammadiyah sebenarnya telah memilki pembinaan keislaman dan kemuhammadiyahan serta program kewarganegaraan.
Hal tersebut sesuai dengan arahan pemerintah untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan dengan banyaknya lembaga pendidikan yang dimiliki oleh Muhammadiyah maka akan lebih mudah menyebarkan kesadaran bela negara.
"Bela negara tidak dibawa dari lahir, harus ditanamkan di dalam pikiran, saat ini banyak paham lain yang tidak sesuai dengan negara kita masuk, dan itu harus diluruskan," kata Menhan.
Menurut Menhan, program bela negara itu juga harus disesuaikan dengan tingkat pendidikan.
Kesadaran bela negara sangat penting untuk ditanamkan sebagai landasan sikap dan perilaku bangsa Indonesia.
Hal tersebut merupakan bentuk revolusi mental sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman, sekaligus mewujudkan ketahanan nasional.