Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Panama Papers, FITRA: Keinginan untuk Hindari Pajak Masih Tinggi. Termasuk Pengusaha dan Politisi Indonesia?

Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menganggap terbongkarnya dokumen Panama Papers membuktikan keinginan untuk menghindari pajak tinggi.
Firma Mossack Fonseca/Reuters-Carlos Jasso
Firma Mossack Fonseca/Reuters-Carlos Jasso

Kabar24.com, JAKARTA - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menganggap terbongkarnya dokumen Panama Papers membuktikan tingginya keinginan untuk menghindari pajak.

Seperti diketahui Panama Papers berawal dari bocornya data ribuan klien perusahaan pengelola investasi asal Panama, Mossack Fonseca.

Jutaan dokumen itu memuat mengenai individu dan entitas bisnis yang memanfaatkan perusahaan offshore untuk menghindari pajak dan melakukan pencucian uang.

"Banyak nama dari Indonesia yang masuk di Panama Paper. Rata-rata pengusaha dan politisi," tulis Fitra dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis.com, Minggu (10/4/2016).

Mereka menilai respons pemerintah untuk saat ini masih bertindak secara pasif.

Padahal jika melihat negara lain, di Islandia, perdana Menterinya langsung mundur karena namanya tercantum dalam laporan tersebut.

"Artinya pemerintah di banyak negara merespons cepat dengan membuat kebijakan-kebijakan strategis untuk menangani kasus bocornya dokumen Panama Papers. Sedangkan di Indonesia, DPR-RI justru meresponsnya dengan langkah lain yang cenderung tidak masuk akal, yaitu mempercepat pembahasan RUU Tax Amnesty," tandas mereka.

Fitra memandang, hal itu merupakan dua hal yang berbeda. Karena dugaan kuat, pihak yang terlibat dalam Panama Papers merupakan pengemplang pajak yang merugikan negara.

"Sedangkan Tax Amnesty tak lebih dari karpet merah yang memposisikan pendosa negara sebagai penyelamat negara," imbuh mereka.

Laporan ICIJ yang kemudian dikenal dengan nama The Panama Papers menunjukkan kepemilikan sejumlah aset dari 2.961 individu dan perusahaan yang berasal dari tanah air terlibat dalam transaksi yang dijembatani oleh Mossack Fonseca.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper