Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Insiden Brussels, Bandara di Asia Perketat Keamanan

Sejumlah bandara di Asia, termasuk Tokyo dan Seoul, meningkatkan pengamanannya di sekitar terminal menyusul aksi pengeboman yang menewaskan setidaknya 31 orang di Brussel pada Selasa (22/3/2016).
Ilustrasi-Pengamanan di sejumlah bandara diperketat pasca-serangan bom bunuh diri di Brussels, salah satunya di Copenhagen, Denmark/Reuters
Ilustrasi-Pengamanan di sejumlah bandara diperketat pasca-serangan bom bunuh diri di Brussels, salah satunya di Copenhagen, Denmark/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bandara di Asia, termasuk Tokyo dan Seoul, meningkatkan pengamanannya di sekitar terminal menyusul aksi pengeboman yang menewaskan setidaknya 31 orang di Brussel pada Selasa (22/3/2016).

Dalam keterangan operator Incheon International Airport Corp yang dikutip Bloomberg pada Rabu (23/3/2016) Bandara Incheon di Seoul akan menambah sekitar 700 staf untuk memantau keamanan dan deteksi bahan peledak. Pihak berwenang juga akan semakin meningkatkan pengawasannya ke tempat-tempat seperti toilet dan tempat sampah.

Peningkatan pengamanan juga diterapkan di Bandara Narita, di Tokyo. Tsuyoshi Ohtake, juru bicara dari Narita International Airport Corp mengatakan pihaknya telah memperkuat patrol terhadap setiap benda yang mencurigakan.

Bandara-bandara di Asia telah meningkatkan pengawasannya sejak serangan teroris dan pemboman pesawat Rusia pada tahun lalu. Sebagian besar pemeriksaan keamanan di bandara difokuskan untuk mencegah teroris masuk ke pesawat, dengan pemeriksaan mulai dari scan seluruh tubuh, pemeriksaan sepatu, dan larangan segala sesuatu dalam bentuk cairan hingga gunting kuku.

Bandara yang sebelumnya tidak melakukan pemeriksaan keamanan sampai ke ruang keberangkatan kemungkinan akan dipaksa untuk melakukan screening di setiap pintu masuk setelah kejadian di Brussel, Selasa lalu.

“Akan ada peningkatan pengawasan dan keamanan saat Anda tiba di bandara setelah insiden Brussels. Anda sudah melihat urgensinya. Ini adalah masalah yang sangat sensitif,” kata Shukor Yusof, pendiri konsultan penerbangan Endau Analytics di Malaysia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper