Kabar24.com, JAKARTA -- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengutuk keras terjadinya pembunuhan terhadap aktivis lingkungan asal Honduras, Berta Caceres pada 3 Maret lalu, menjelang peringatan Hari Perempuan Dunia pada 8 Maret.
Abetnego Tarigan, Direktur Eksekutif Walhi, menuturkan Caceres diduga dibunuh karena memimpin protes terhadap pembangunan proyek bendungan hidro di negara itu. Menurut Abetnego, cara kekerasan di Indonesia, walaupun dalam sistem demokrasi yang berbeda, terus terjadi terkait dengan investasi.
"Praktik pelanggaran HAM beriringan dengan semakin masifnya investasi untuk meluaskan bisnisnya, khususnya ekstraktif dan infrastruktur," kata Abetnego dalam rilisnya di Jakarta, Senin (7/3/2016).
Dia menuturkan pemerintahan Jokowi-JK terus memberikan kemudahan investasi, seperti waduk Jatigede yang dipaksakan berjalan. Oleh karena itu, sambung Abetnego, pihaknya meminta negara tak menggunakan cara-cara kekerasan untuk menghadapi warga negaranya.
Dia memaparkan negara seharusnya memberikan perlindungan bagi pembela lingkungan hidup dan HAM, dan bukan sebaliknya. "Terlebih apa yang diperjuangkan oleh warga negaranya merupakan hak-hak dasar," tegasnya.
Berta Caceres sebelumnya memperoleh penghargaan Goldman Environmental Prize pada 2015. Dia memimpin protes gerakan masyarakat adat terhadap pembangunan bendungan tersebut karena berpotensi membanjiri wilayah adat dan menghentikan pasokan air terhadap warga.