Kabar24.com, JAKARTA – Sejumlah tokoh dari Partai Republik mengecam langkah Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang melakukan pengetatan dan pengawasan senjata di negeri Paman Sam.
Paul Ryan, Ketua DPR AS mengatakan langkah yang telah diloloskan Kongres tersebut “merongrong kebebasan” masyarakat dan akan ditantang di pengadilan.
"Kata-kata serta tindakannya sama dengan bentuk intimidasi yang merusak kebebasan," katanya, seperti dikutip BBC News, (6/1/2015).
Donald Trump, Bakal Calon Presiden dari Partai Republik berjanji apabila dirinya terpilih dalam pemilihan presiden, maka ia akan mengubah regulasi tersebut.
Mantan Gubernur Florida Jeb Bush, yang juga kandidat Partai Republik, menuliskan dalam twitternya @JebBush, bahwa ia menolak langkah tersebut
“Saya akan mencabut perintah dan melindungi 2 amandemen [jika terpilih dalam pemilihan presiden],” tulisnya dalam akun twitter.
Adapun, Senator Ted Cruz menulis dalam twitter bahwa tindakan eksekutif itu tidak konstitusional, sembari memuat tautan untuk bergabung dengan kampanyenya dalam laman yang berjudul "Obama menginginkan senjata Anda".
Di sisi lain, bakal calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton mengatakan dalam akun twitternya bahwa tindakan yang dilakukan Presiden dapat membantu mengurangi kekerasan senjata.
"POTUS benar: Kita dapat melindungi Amandemen Kedua sekaligus melindungi keluarga dan komunitas kita dari kekerasan senjata. Dan kita harus,” tulisnya.
Kemarin (5/1/2015),Presiden Obama mengumumkan perubahan undang-undang tersebut di Gedung Putih, dan dihadiri oleh para korban selamat dan keluarga korban penembakan.
Regulasi pengetatan tersebut meliputi aturan kepemilikan senjata api, yang mencakup pemeriksaan menyeluruh, seperti kondisi mental dan catatan kejahatan.
"Lobi senjata mungkin menyandera Kongres sekarang, tetapi mereka tidak bisa menyandera Amerika," katanya.