Kabar24.com, JAKARTA -- Setelah satu tahun kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ternyata di beberapa daerah masih banyak masyarakat yang buta aksara.
Berdasarkan data Pusat Data dan Statistik Kemendikbud tahun 2015, angka buta aksara di Indonesia masih tergolong tinggi. Yaitu mencapai 5.984.075 orang yang tersebar di enam provinsi. Enam provinsi ini meliputi Jawa Timur 1.258.184 orang, Jawa Tengah 943.683 orang, Jawa Barat 604.683 orang, Papua 584.441 orang, Sulawesi Selatan 375.221 orang, Nusa Tenggara Barat 315.258 orang.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan mengatakan angka buta aksara tersebut telah mengalami perubahan yang signifikan.
"Dulu angka buta aksara masih 95% dari penduduk Indonesia. saat ini sudah sangat signifikan kenaikannya," ujarnya dalam acara kilas balik setahun kinerja Kemendikbud, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Untuk mengurangi angka buta aksara, Kemendikbud telah mencanangkan gerakan membaca selama 15 menit dalam sehari sebelum dan setelah memulai pembelajaran di sekolah.
"Kegiatan pemberantasan buta aksara ini telah dilakukan di Kabupaten di Jawa Timur, Karawang Jawa Barat dan di Papua," ujarnya.
Setelah diterapkannya Gerakan Indonesia Membaca di Karawang Jawa Barat berhasil membebaskan 117 ribu warganya dari tuna aksara. Di Kabupaten Jember Jawa Timur berdasarkan data tahun 2014 dari 180 ribu warga buta aksara, saat ini hanya tersisa 45 ribu. Sedangkan di Papua, angka penyandang buta aksara memang terhitung masih tinggi yakni 36,63% pada tahun 2013. Namun di Kota Jayapura angka buta aksara dapat dikatakan menurun cukup signifikan, yakni 0,77% pada 2009 menjadi 0,14% pada tahun 2013.
"Kini dengan Gerakan Indonesia Membaca, diharapkan angka tuna aksara di wilayah-wilayah tersebut dapat lebih ditekan," pungkasnya.