Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyebut kiprah pengusaha minyak Riza Chalid sebagai mafia migas semakin terungkap ke publik.
Seusai menghadiri rapat listrik yang digelar Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sudirman Said sempat berkomentar soal sosok Riza Chalid yang disebut kontroversial di sektor industri migas.
"Iya sekarang kan sudah muncul di media kan bagaimana kiprahnya dia. Bagaimana urusan-urusan istilah mafia migas dikaitkan sama dirinya kan," ujar Sudirman di Kantor Wapres, Rabu (16/12/2015).
Menurutnya, kiprah Riza Chalid sebagai mafia migas yang terungkap ke ranah publik adalah dalam kasus pengadaan minyak oleh anak usaha PT Pertamina, Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), selama periode 2012-2014.
"Kalau lihat hasil audit Petral memang begitulah dia," tuturnya singkat.
Dalam audit Petral yang digelar oleh Tim Reformasi Tata Kelola Migas, terungkap bahwa melalui perusahaannya, Riza Chalid bertindak sebagai perantara pengadaan minyak dan gas negara.
Aksi mafia tersebut menyebabkan Pertamina tidak memperoleh harga terbaik dalam pengadaan minyak atau jual-beli produk bahan bakar minyak.
Berdasarkan temuan lembaga auditor KordaMentha, jaringan mafia minyak dan gas itu menguasai kontrak suplai minyak senilai US$18 miliar atau Rp250 triliun selama tiga tahun.
Setelah kasus Petral, nama Riza Chalid kembali mencuat dalam kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden dalam lobi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.
Aksi pencatutan dilakukan Riza Chalid dan Ketua DPR Setya Novanto ketika berbincang dengan Presdir PT Freeport Indonesia dan meminta 20% bagian saham Freeport dan 49% saham pembangkit listrik air yang akan dibangun Freeport di Timika, Papua.