Kabar24.com, JAKARTA -- Meski penyaluran anggaran Program Indonesia Pintar naik, pencairannya malah menurun.
Hal ini disebabkan kapasitas bank penyalur anggaran PIP yang terbatas sehingga belum sepenuhnya siswa yang berhak menerima KIP mendapatkan penyaluran dana.
Hingga saat ini, penyaluran anggaran Program Indonesia Pintar (PIP) telah mencapai 102%.
Pencapaian yang melebihi target ini dikatakan Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhamad karena masih ada anggaran yang tersedia.
"Karena anggaran masih tersedia, jadi kami tambahkan 350 siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP)," tuturnya dalam rapat kerja di Komisi X DPR RI, Jakarta, Senin (14/12/2015).
Sebelumnya, lanjut Hamid, penerima KIP sekitar 17 ribu siswa di seluruh Indonesia. Meskipun jumlah penerima KIP ditambah serta penyaluran anggaran naik, namun pencairan menurun.
Hal ini disebabkan oleh kapasitas bank penyalur anggaran PIP yang terbatas sehingga belum sepenuhnya siswa yang berhak menerima KIP mendapatkan penyaluran dana.
"Kapasitas bank hanya mampu melayani 50 sampai 75 dengan waktu pelayanan yang tidak lama juga hanya 3 jam. Jadi pencairan berjalan lambat," kata Hamid.
Seperti diketahui, saat ini pencairan yang dilakukan di bank BRI sebesar 3,178 triliun atau sebesar 41,69% serta dana yang belum diambil oleh siswa sebesar 58,31%. Sedangkan melalui bank BNI yang telah tercairkan sebanyak 481,15 miliar atau sebesar 44,75%.
Terkait anggaran yang belum diambil oleh penerima KIP dikarenakan siswa yang belum mengambil dana sedangkan pencairan telah dilakukan.
"Ada siswa yang menggunakan anggaran PIP untuk tabungan jadi sengaja tidak dia ambil," tuturnya.
Untuk mempercepat proses pencairan PIP, kata Hamid, di beberapa daerah perlu adanya pencairan anggaran PIP secara kolektif yang dilakukan oleh sekolah.
"kepala sekolah yang harusnya mencairkan secara kolektif di bank, khusus untuk daerah-daerah yang jauh dari jangkauan bank," pungkasnya.