Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARI HAM, Kelompok Ini Hadirkan Museum Rekoleksi Memori

Komnas HAM, Dewan Kesenian Jakarta dan Partsipasi Indonesia menghadirkan Museum Temporer Rekoleksi Memori untuk memerluas basis dukungan pentingnya penyelesaiaan penggaran HAM masa lalu di Taman Ismail Marzuki, 7--12 Desember 2015.
Musium Rekoleksi.
Musium Rekoleksi.

Kabar24.com, JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari HAM Internasional, tiga kelompok masyarakat perbeda, Komnas HAM, Dewan Kesenian Jakarta dan Partsipasi Indonesia  menghadirkan Museum Temporer Rekoleksi Memori untuk memerluas basis dukungan pentingnya penyelesaiaan penggaran HAM masa lalu di Taman Ismail Marzuki, 7-12 Desember 2015.

Ketua Komnas HAM Nur Kholis mengatakan Indonesia masih memiliki beban masa lalu yang sampai hari ini belum dapat diselesaikan, yaitu berupa kasusu-kasus pelanggaran HAM. Salah satunya  adalah kasus yang terkait  peristiwa 1965.

“Rekoleksi Memori: Museum Temporer Dalam rangka memperingati Hari HAM Internasional merupakan bagian dari langkah penting dalam upaya menyelesaikan persoalan masa lalu, terutama bagi generasi muda saat ini, untuk mengetahui kebenaran yang terjadi dalam praktik bernegara di masa lalu di Indonesia,” kata Nur Kholis, Senin (7/12/2015).

Banguan museum dirancang oleh arsitek muda Indonesia, Stephanie Larassati, Gosha Muhammad dan Wen Urban Office. Sebuah bangunan temporer baru, khusus dibangun di atas areal TIM, sebagai pernyataan bahwa generasi muda menolak untuk terus menutup mata atas sejarah pelanggaran HAM dan tragedi kemanusian.

Penolakan menutup mana itu, dinyatakan melalui karya-karya film, foto, instalasi seni, dan musik oleh seniman muda. Mereka adalah Adrian Maulya, Elisabeth Ida Mulyani, Lilik HS, Sigit Pratama. Lalu Yovista Ahtajida, Kiki Febriyanti, Jompet Kuswidananto, Asrida Elisabeth, Bayu Prihantono Filemon, Steve Pillar Setiabudi, dan Amerta Kusuma.

Penyelenggaraan kegiatan tersebut merupakan bagian dari langkah penting menyelesaikan persoalan masa lalu, terutama bagi generasi muda saat ini, Merupakan terobosan yang tengah diupayakan melalui jalan kesenian dalam rangga menggugah kesadaran masyarakat mengadvokasi agenda perjuangan dan melakukan perlawan terbuka.

Melalui medium berkesnian, akan dilakukan upaya memperluas basis dukungan kemallui penyebaran informasi dan kesadaran mengenal pentingnya penyelesaian semnua pelanggaran HAM masa lalu.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Efita
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper