Bisnis.com, TANGSEL-Mengenang penyair legendaris WS Rendra dapat membangkitkan semangat mahasiswa untuk selalu peduli terhadap sesama, seperti yang selalu didengungkan melalui bait-bait syairnya.
Muhammad Zuhdi, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta, mengatakan para mahasiswa dan masyarakat dapat memetik hikmah dan meneladani nilai positif dari puisi-puisi WS Rendra.
“Kita dapat melanjutkan perjuangan WS Rendra dalam mengembangkan sastra, serta menjadikannya alat komunikasi publik, sastra menjadi media yang dapat berdialog tentang perubahan sosial dan politik,” katanya dalam situs resmi UIN Jakarta, Selasa (17/11/2015).
WS Rendra adalah penyair yang dikenal dengan julukan Si Burung Merak. Pemilik nama asli Willibrordus Surendra Broto Rendra ini lahir di Solo Jawa Tengah pada 7 November 1935 dan wafat di Depok pada 6 Agustus 2009.
Di antara karya WS Rendra adalah Ibu di atas Debu, Sajak Sebatang Lisong, Doa untuk Anak Cucu, Kisah Suku Naga, Sajak Sepatu Tua, dan lainnya.
Zuhdi menjelaskan FITK UIN Jakarta mendapat restu dari keluarga WS Rendra untuk menggelar acara peringatan 80 Tahun Rendra Dalam Kenangan Sahabat, di Auditorium Harus Nasution universitas tersebut, Senin (16/11).
“Saya sangat senang mendapat informasi bahwa keluarga WS Rendra memberi kepercayaan kepada UIN Jakarta, khususunya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk menyelenggarakan acara mengenang WS Rendra,” ujarnya.