Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

70 Persen Sekolah "Dikepung" Iklan Rokok

Hasil penelitian yang diungkap Lembaga Swadaya Masyarakat Ruang Anak Dunia (Ruandu) Foundation hampir 70 persen sekolah yang ada di Padang berada dalam "kepungan" iklan rokok.
Ilustrasi
Ilustrasi

Kabar24.com, PADANG -Iklan rokok direncanakan atau tidak ternyata telah mengepung sekolah yang ada di Kota Padang, Sumatra Barat.

Hasil penelitian yang diungkap Lembaga Swadaya Masyarakat Ruang Anak Dunia (Ruandu) Foundation hampir 70 persen sekolah yang ada di Padang berada dalam "kepungan" iklan rokok.

Beragam iklan rokok yang terpajang melalui spanduk, baliho, hingga videotron seakan menyasar segmen pelajar yang setiap hari lalu lalang di ruang publik dan jalan menuju sekolah.

"Mereka sangat pandai mengemas iklan memakai bahasa persuasif untuk membujuk agar siswa membeli rokok," ucap Ketua LSM Ruandu Foundation Muharman seperti dikutip Antara, Minggu (8/11/2015).

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada 56 lokasi sekolah di Padang pada Februari hingga Agustus 2015 semua kawasan di sekitar sekolah telah "dikepung" iklan rokok, bahkan hingga ke pinggir kota.

"Lebih miris ada iklan rokok yang tertulis Rp2.000 per tiga batang. Itu sama saja menggiring pelajar untuk membeli, mari kita patungan masing-masing Rp1.000, beli lalu isap bersama," ujarnya.

Menurutnya, kalau anak-anak dibiarkan merokok, maka akan mengancam bonus demografi Indonesia 2020 karena saat itu komposisi penduduk Indonesia lebih banyak kalangan muda yang produktif.

"Kalau hari ini anak-anak memutuskan untuk merokok akibat tipu daya iklan, maka pada 2020 Indonesia akan diisi manusia produktif yang tidak kompetitif karena derajat kesehatannya turun," ucapnya.

Yang lebih mengkhawatirkan, serbuan iklan yang masif itu akan membuat rokok menjadi isu yang sepele, terutama bagi anak-anak sehingga tidak ada lagi kekhawatiran akan bahayanya, lanjut dia.

Salah satu sekolah yang paling gencar diserbu iklan rokok adalah kompleks Adabiah yang berlokasi di Jalan Jati Adabiah.

Berada di kawasan strategis diapit Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Ki Mangunsarkoro menyebabkan sepanjang jalan menuju sekolah tersebut penuh dengan beragam iklan rokok mulai dari spanduk hingga baliho. Tidak hanya itu display iklan rokok juga hadir di warung yang ada di sekitar sekolah.

Bahkan berdasarkan pengakuan salah seorang pemilik warung di sekitar sekolah mereka sengaja menjual rokok secara eceran karena konsumennya anak sekolah.

Sementara di Kompleks SD Alang Lawas Padang yang berlokasi di Jalan Bagindo Azizchan pada sisi kiri dan kanan jalan juga terdapat baner iklan rokok.

Memang sekolah adalah kawasan tanpa rokok, namun begitu keluar gerbang hanya 10 meter langsung terlihat jelas iklan rokok.

Lebih menarik di SMP 2 Padang yang berlokasi di Jalan Bundo Kandung hanya 50 meter dari gerbang sekolah terdapat videotron berukuran cukup besar yang didominasi tayangan iklan rokok.

"Tentu akan lebih baik kalau tayangan pada videotron tersebut berisi motivasi agar pelajar meraih cita-cita setinggi mungkin," kata Muharman.

Bahkan di sekolah yang berada di pinggir kota seperti kawasan Pasar Ambacang masih tetap dijumpai iklan rokok di sekitar sekolah.

Ia menyampaikan salah satu produsen rokok terbesar di dunia dalam dokumennya dengan jelas menyatakan bahwa industri rokok akan tetap ada pada masa mendatang, tergantung sejauh mana memperbanyak perokok usia muda sejak dini.

"Jika ada satu juta anak anak yang berhasil dipengaruhi untuk merokok maka satu juta anak tersebut akan menjadi pelanggan setia hingga tua kelak," tuturnya.

Karena itu jangan heran iklan dan promosi rokok diarahkan menyasar segmen anak-anak agar mereka tergiur untuk merokok. Setelah kecanduan akan sulit berhenti. Saat itu 'menandatangani kesepakatan' untuk menjadi pelanggan tetap, kata dia.

Tidak hanya melalui iklan, produsen rokok juga menyasar pelajar dengan mengangkatkan kegiatan yang disenangi remaja.

Salah satu strategi yang dilakukan adalah mensponsori berbagai kegiatan anak muda agar asosiasi rokok bukan lagi menjadi sesuatu yang berbahaya dan harus dihindari.

Muharman mengatakan hanya ada dua solusi mengatasi hal ini yaitu pemerintah daerah harus melarang total iklan, promosi dan sponsor rokok, serta komunitas sekolah seperti guru, siswa dan orang tua bergerak bersama agar lingkungan sekolah bebas dari promosi rokok.

"Perlindungan terhadap anak dan remaja dari terpaan iklan rokok tidak cukup hanya dengan larangan iklan di ruang publik saja, namun pelarangan total sebagaimana direkomendasikan badan kesehatan dunia WHO," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper