Bisnis.com, JAKARTA — Kondisi dunia pendidikan di Indonesia masih berada dalam masa transisi yang penuh peluang sekaligus tantangan.
Academic Advisor of Lillipods Indonesia Arthalia Larsen mengatakan kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan usia dini semakin tinggi. Ditambah lagi, semakin banyak sekolah yang hadir dengan pendekatan baru lebih kreatif, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
Pihaknya tak menampik masih adanya tantangan dunia pendidikan di Indonesia yakni terdapat kesenjangan kualitas pendidikan baik antar daerah maupun antar institusi. Namun, tidak semua anak di Indonesia mendapatkan kesempatan belajar dengan fasilitas dan pendekatan yang sama.
"Lalu juga menghadapi era digital yang serba cepat. Anak-anak kita akan tumbuh dalam dunia yang berbeda dari generasi sebelumnya sehingga sekolah dan guru dituntut mampu mengintegrasikan teknologi tanpa menghilangkan nilai-nilai karakter dan interaksi sosial," ujarnya dilansir Antara, Selasa (19/8/2025).
Menurutnya, diperlukan peran pemerintah dalam memperbaiki dunia pendidikan RI. Dari sisi regulasi, pemerintah perlu terus membenahi standar mutu pendidikan anak usia dini termasuk kurikulum, kualifikasi pendidik, dan sistem akreditasi. Hal lain yang juga penting adalah memperkuat kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan komunitas, agar pendidikan benar-benar menjadi ekosistem yang holistik.
"Saya percaya, dengan inovasi dan komitmen bersama, kita bisa melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga tangguh, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan," katanya.
Baca Juga
Adapun jaringan pendidikan anak usia dini global berbasis Finlandia LILLIPODS Preschool menghadirkan konsep belajar dengan bermain yang menggunakan bahasa ibu agar dapat membantu meningkatkan kognitif anak sejak dini. Pasalnya, sebanyak 40% anak di global mengalami kesulitan berbahasa ibunya karena belajar bahasa bilingual. Menurutnya, belajar dengan cara bermain dalam bahasa ibu sejak dini dapat memperkuat perkembangan kognitif, rasa aman emosional, dan identitas budaya anak.
"Ternyata anak yang kesulitan berbahasa ibunya akan mempengaruhi kemampuan akademik mereka di sekolah. Ini mengapa Lillipods menggunakan bahasa ibunya sehari-hari, yaitu bahasa Indonesia," ucapnya.
Konsep berbahasa ibu ini sebagian dari pembelajaran yang diadopsi dari kurikulum Finlandia. Selain itu, juga mengusung pendekatan belajar dengan menyenangkan dari sistem pendidikan di Finlandia untuk menumbuhkan kesiapan akademik, keterampilan interpersonal, dan kebiasaan baik yang nantinya membantu transisi anak secara perlahan dan percaya diri menuju pendidikan formal.
"Yang kami tanamkan kecintaan belajar seumur hidup, bersama dengan kemampuan akademik yang dibutuhkan di jenjang edukasi mereka berikutnya. Di Finlandia, anak-anak baru mulai belajar membaca di usia 7 tahun, namun menunjukkan kemampuan literasi yang lebih baik dari negara-negara yang memulai pembelajaran calistung lebih dini. Kurikulum Finlandia yang kami adaptasi secara lokal memadukan mata pelajaran penting pendidikan Indonesia dengan kegiatan yang menyenangkan dan tanpa tekanan," ujar Arthalia.
Chief Executive Officer HEI Schools & Lillipods Headquarter Representative Inkeri Aimonen menuturkan dalam pedagogi Finlandia, anak diberi kebebasan ketika belajar. Kebebasan berarti belajar dengan cara yang sesuai dengan kecepatan, minat, dan tahap perkembangan masing-masing anak dengan cara bermain dan menggunakan bahasa ibu sehingga anak nyaman secara emosi.
Dia meyakini pembelajaran yang paling efektif bagi anak-anak ketika menikmati proses belajar. Pendekatan berbasis bermain ini mampu mempersiapkan anak secara akademik. Selain itu, juga mengembangkan keterampilan kognitif, sosial dan kemandirian yang penting untuk membuat anak-anak siap menyambut pendidikan formal.
"Di Finlandia, pembelajaran berbasis bermain menjadi tumpuan utama. Anak belajar sambil melakukan berbagai kegiatan dalam lingkungan yang kreatif, eksploratif, dan bersama-sama. Pendidikan Finlandia melihat bahwa anak-anak akan belajar dengan baik ketika mereka menyukai dan menikmati prosesnya dengan menyenangkan," tuturnya.
Co-founder & Business Director Lillipods Indonesia Teddy Koentjoro menambahkan pihaknya tak sekadar membawa kurikulum Finlandia tetapi mengadaptasikannya dengan konteks lokal Indonesia termasuk permainan tradisional dan cerita rakyat. Kehadiran Lillipods tidak hanya menyasar kebutuhan pendidikan, tetapi juga kebutuhan gaya hidup keluarga urban di kota besar yang membutuhkan fleksibilitas penitipan anak.
"Kami memahami tantangan orang tua yang bekerja. Karena itu, kami menghadirkan program modular yang bisa menyesuaikan jadwal anak tanpa mengorbankan kualitas pendidikan," terangnya.
Adapun Lillipods Preschool membuka sekolah pertamanya di Indonesia yang berlokasi di The Icon BSD, Tangerang dan menargetkan dapat memperluas kehadirannya ke kota besar lain di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Ekspansi ini menandai langkah strategis untuk menangkap peluang pasar pendidikan usia dini premium yang tengah berkembang di Indonesia. Selain itu, ekspansi ini juga sejalan dengan tren meningkatnya minat masyarakat kelas menengah atas terhadap pendidikan berbasis internasional. Terlebih, merujuk data Kementerian Pendidikan, segmen paud premium tumbuh seiring bertambahnya populasi keluarga muda di kawasan urban.