Kabar24.com, JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat menilai pemerintah tidak bisa mengandalkan bantuan negara asing untuk menangani bencana asap yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
“Mana bisa? Malaysia saja pulang,” ujar Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo di Jakarta, hari ini, Kamis (22/10/2015).
Malaysia dan Singapura merupakan negara-negara awal yang mengirimkan bantuan pesawat pemadam api ke Tanah Air.
Kedua negara menilai pemerintah Indonesia gagal mengatasi asap sehingga negeri jiran tersebut turut terkena imbas.
Setelah Malaysia dan Singapura, bantuan penanganan bencana datang dari Australia dan Jepang.
Pada Rabu (22/10/2015) kemarin, dua pesawat amfibi dari pemerintah Rusia juga sudah mendarat.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikail Galuzin mengonfirmasi datangnya bantuan dua pesawat tipe Beriev Be-200 ke Indonesia.
“Tadi sudah mendarat di Palembang, Sumatera Selatan,” katanya usai bertemu Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Jakarta, kemarin.
Terlepas dari efektivitas bantuan tersebut, Edhy menilai Rusia adalah negara yang memiliki sistem pencegahan dan penanganan bencana asap terbaik di dunia.
Karena itu, dia meminta pemerintah mencontoh Negeri Beruang Merah itu.
Di Rusia, ujar Edhy, terdapat tim penanganan bencana yang langsung datang begitu api mulai muncul di tengah hutan.
“Mereka bikin pangkalan untuk transportasi dan evakuasi. Dalam waktu singkat pemadaman bisa dilakukan,” ujar politikus Partai Gerindra ini.