Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar masyarakat tidak puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla selama setahun masa kepemimpinannya.
Berdasarkan hasil survei nasional Indo Barometer, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi saat ini hanya 46% dari total responden. Di sisi lain, responden yang tidak puas mencapai 51,5%, sisanya menjawab tidak tahu.
"Tingkat kepuasan publik turun 11,5% dibandingkan survei enam bulan lalu yang saat itu mencapai 57,5%," ujar M.Qodari, Direktur Eksekutif Indo Barometer, dalam konferensi pers hasil survei bertajuk 'Keberhasilan dan Kegagalan Setahun Pemerintahan Jokowi-JK', Kamis (8/10/2015).
Sementara itu, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jusuf Kalla juga mengalami penurunan menjadi 37,1%, dari hasil survei enam bulan lalu yang mencapai 46,8%.
Qodari menyebutkan, lima permasalahan paling penting di Indonesia tertinggi didominasi isu perekonomian. Adapun, perekonomian secara umum tercatat 37,2%, sulitnya lapangan kerja 13,3%, harga kebutuhan pokok mahal 12.3%, kemiskinan 3,7%, meningkatnya korupsi 12,3%, dan kurangnya kesejahteraan masyarakat 2,9%.
"Saat zaman SBY [Susilo Bambanh Yudhoyono] di tahun terakhir pemerintahannya, korupsi menjadi nomor satu," tegasnya.
Terkait dengan hasil kinerja, mayoritas publik menilai masalah kesejahteraan masyarakat buruk. Selain itu, 46% responden menilai kondisi politik, hukum, dan pemberantasan korupsi rendah. Namun demikian, publik mengapresiasi terjadinya perbaikan kondisi pendidikan baik dan kemajuan teknologi.
Survei nasional Indo Barometer dilaksanakan di 34 provinsi pada 14-22 September 2015. Jumlah responden tercatat 1.200 orang dengan margin error sekitar 3% pada tingkat kepercayaan 95%.
Responden dipilih dengan metode multistage random sampling untuk menghasilkan responden yang mewakili seluruh populasi publik dewasa Indonesia.
Pengumpulan data dengan wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner.