Kabar24.com, BRUSSELS -Krisis Timur Tengah yang berpusat di Suriah kian menunjukkan komplikasi. Rusia yang berdalih mengejar kelompok ISIS dituding sengaja melanggar wilayah udara Turki, salah satu negara anggota NATO.
North Atlantic Treaty Organization (NATO) mengatakan pelanggaran Rusia di wilayah udara Turki pada akhir pekan lalu tidak terlihat adanya unsur kecelakaan.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg juga menyebutkan Rusia tidak memberikan penjelasan yang konkret atas dua pelanggaran tersebut. Jens juga menyebut tindakan Rusia tidak dapat diterima.
Sebelumnya, Rusia mengklaim pelanggaran pertama berlangsung hanya beberapa detik karena cuaca buruk.
Rusia telah melancarkan serangan udara di wilayah Suriah sejak Rabu (30/9/2015) dan mengklaim telah menargetkan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Namun, NATO dan negara sekutu lainnya menyatakan keprihatinan karena Rusia dianggal telah menyerang kelompok oposisi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Menanggapi hal tersebut, Stoltenberg mengatakan NATO dan Rusia harus mengadakan komunikasi terbuka antar militer.
Dia mengatakan adanya penumpukkan militer yang besar oleh Rusia di Suriah, termasuk pasukan darat dan Angkatan Laut Rusia.
"Pengembangan militer Rusia adalah keprihatinan besar," paparnya seperti dilansir BBC, Selasa (6/10/2015). Dia juga meminta Rusia menghindari ketegangan yang semakin tinggi dengan NATO.