Kabar24.com, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan Indonesia siap mengusir pihak Singapura jika menggelar latihan pesawat tempur di wilayah udara Indonesia, menyusul telah habisnya masa perjanjian penggunaan wilayah udara Indonesia untuk Singapura.
Gatot menuturkan pada 2007, perjanjian antara Indonesia dan Singapura terkait Military Training Areas (MTA) telah berakhir. Dalam MTA itu, Indonesia mempersilakan Singapura untuk melakukan latihan udara mengingat negara tersebut tak memiliki wilayah udara.
Selanjutnya, ujar Gatot, perjanjian tersebut dilanjutkan dengan Defence Cooperation Agreement (DCA) yang terdiri atas DCA Alpha 1, 2, dan Bravo. Pada 2009, sudah ditandatangani oleh Menhan Juwono Sudarsono. Namun belum disetujui DPR hingga kini.
"Perjanjian internasional itu harus diratifikasi oleh DPR, namun DPR tidak setuju sehingga perjanjian itu belum telaksana," ujarnya selepas upacara pemberangkatan Satgas Operasi Perbantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (10/9/2015).
Namun, menurut Gatot, meski perjanjian itu sudah habis Singapura tetap merasa memiliki, bahkan pesawat tempur Indonesia tidak diperkenankan melintas.
Menurut Gatot, merujuk pada peraturan tersebut, wilayah tersebut kini berada di Indonesia.
"Lewat ya lewat saja," katanya.
Saat disinggung bila ada pesawat tempur Singapura melintas di wilayah DCA, Gatot mengatakan tidak melanggar tetapi mengingatkan itu wilayah DCA.
"Kalau mereka latihan kita usir, sebenarnya aturannya sudah sama-sama tahu," katanya.
Belum lama ini, seperti diwartawakan pemerintah Indonesia siap mengambil alih Flight Information Region atau wilayah informasi udara di kawasan udara Natuna dan Kalimantan Utara yang dikuasai Singapura.
Pemerintah mempersiapkan teknologi hingga sumber daya manusia agar FIR tersebut dapat diambil alih pada 2019.