Kabar24.com, JAKARTA - Laman website www.revolusimental.go.id yang dikeluarkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan beberapa waktu lalu mendadak ramai dibicarakan publik.
Persoalannya laman yang berisi tentang gerakan nasional pemerintahan Joko Widodo tersebut justru tidak bisa diakses lantaran server down. Pembuatan website yang menelan biaya Rp140 miliar pun menuai kritik publik.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) meminta maaf dan bertanggungjawab atas ketidaknyamanan tersebut dan segera melakukan perbaikan. Namun kementerian pimpinan Puan Maharani ini membantah informasi yang beredar pembuatan website menelan anggaran ratusan miliar.
"Kami ingin meluruskan informasi yang berkembang terkait pembiayaan program pembuatan website revolusi mental yang dikabarkan telah menelan biaya Rp140 miliar adalah tidak benar," seperti dikutip dari siaran pers Kemenko PMK, Kamis (27/8/2015).
Dijelaskan dalam rilis yang diterbitkan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Hazwan Yunas dan Sesmenko PMK Sugihartatmo itu disebutkan bahwa persiapan pembuatan website dialokasikan anggaran maksimal Rp200 juta.
Sementara itu, anggaran program gerakan revolusi mental secara keseluruhan sebagaimana tertuang dalam APBNP 2015 adalah sebesar Rp149 miliar.
"Penggunaan instrumen website hanya salah satu dari sejumlah program gerakan nasional revolusi mental. Program-program yang lain meliputi sosialisasi dan komunikasi publik, koordinasi pusat dengan daerah, kesekretariatan dan operasional," jelas rilis tersebut.
Gerakan revolusi mental adalah gerakan nasional yang memiliki tiga nilai. Ketiga nilai tersebut adalah integritas, etos kerja, dan semangat gotong royong.
Sebagai pedoman bagi masyarakat terkait gerakan revolusi mental, telah disusun Buku Landasan Filosofis dan Buku Panduan Umum revolusi mental.
Gerakan Nasional Revolusi Mental hanya dapat berjalan secara optimal dan efektif dengan keterlibatan dan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat.