Bisnis.com, SURABAYA - Kota Surabaya mencetak angka inflasi terendah pada Juli, yaitu 0,38% dibandingkan dengan 7 kota dan kabupaten lainnya di Jawa Timur.
Tingkat inflasi tersebut diklaim yang terendah dalam tiga bulan terakhir dan terendah dalam periode lebaran. Ini bahkan lebih rendah dari capaian inflasi nasional 0,93% dan capaian inflasi Jawa Timur sebesar 0,51% pada periode yang sama.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur Sairi Hasbullah mengatakan Surabaya tidak pernah absen menduduki tingkat inflasi tertinggi di Jawa Timur.
Namun pada lebaran lalu, Pemkot Surabaya berhasil mengendalikan harga-harga komoditas pemacu inflasi.
"Inflasi rendah yang dicapai Kota Surabaya adalah hal di luar perkiraan," katanya di Kantor Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Senin (3/8/2015).
Sebagai catatan, tingkat inflasi Surabaya pada Juni berada di titik 0,54% , Mei 0,39% dan April 0,41%. Inflasi bahkan pernah tembus 2,23% pada Desember 2014.
"Surabaya selalu pegang rekor inflasi tertinggi di Jawa Timur karena perputaran uang paling banyak di sini yang didukung oleh demand yang besar," jelasnya.
Badan Pusat Statistik menyebutkan beberapa sektor dan komoditas di Surabaya mengalami penurunan harga sehingga sangat berpengaruh dalam menekan inflasi.
Adapun bahan makanan yang turun harga jelang hari raya antara lain bawang merah, telur ayam ras, tomat dan minyak goreng. Selain itu, industri mobil dan telepon seluler diklaim sedang melesu. Harga komoditas emas juga tertahan tidak bergerak.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan yang terjadi di tujuh kota atau kabupaten lain di Jawa Timur seperti Banyuwangi, Kediri, Sumenep, Jember, Malang, Probolinggo dan Madiun.