Kabar24.com, JAKARTA- Dalam rangka tahun ajaran baru, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mensosialisasikan seluruh tata tertib dari Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) melalui Permendikbud 55/2014 ke setiap sekolah.
Namun ketua pelaksana MOPDB SMK N 4 Tangerang, Muhammad Hafiz Fatahillah, mengaku tidak mendapatkan sosialisasi dari pihak sekolah mengenai kebijakan Permendikbud 55/2014 atau pun surat edaran, sehingga budaya plonco dengan bermacam-macam tugas masih diberikan kepada para peserta didik baru.
Hafiz pun meminta maaf pada seluruh siswa/i yang melaksanakan MOPDB setelah mendapatkan teguran dari Mendikbud Anies.
"Saya belum membaca peraturan yang ada, belum tahu. Saya meminta maaf kepada adik-adik yang melaksanakan MOPDB selama tiga hari ini," ujar Hafiz di hadapan ratusan siswa baru.
Dalam sidak yang dilakukan di tiga sekolah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, membubarkan penyelenggaraan MOPDB yang dianggap menyalahi prosedural. Pihaknya tidak ingin hal ini terulang kembali dan harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
"Ini sebuah plonco, kegiatan yang tidak penting, kalian semua saya minta untuk membuka atribut ini. Ini tidak perlu sama sekali," kata Anies sembari menginstruksikan peserta didik baru.
Pengakuan salah satu siswi, Retno Nawangwulan, mengatakan kelelahan yang dialami siswa saat masa MOPDB hingga membuat salah seorang temannya mengalami sakit. Siswa tersebut terpaksa dilarikan ke klinik dan mendapatkan perawatan.
"Teman kami kambuh asmanya, dia punya penyakit asma dan kecapaian," akunya.
Berbagai hukuman pun diterima oleh siswa, seperti hukuman akibat terlambat, berisik di kelas, tidak memakai seragam lengkap. Hukuman yang mereka terima bervariasi seperti hukuman individu dengan menyanyi di depan umum, hukuman kelompok dengan membaca ayat suci Al-Quran, hingga menggelar pentas kesenian.
"Sebenarnya kita disuruh push up gitu, tapi bisa diganti dengan hukuman lain, yang kreatif," tandasnya.
Dia berharap agar kegiatan MOPDB tidak akan lagi menguras tenaga dan memiliki ciri mencekam seperti saat ini. Selain ketakutan karena hukuman yang diberikan senior, berbagai suasana pemberian materi juga turut memberikan perasaan intimidasi.
"Saya berharap MOPDB bisa lebih santai dan kekeluargaan," ujarnya.