Kabar24.com, JAKARTA - Dunia seni ludruk Tanah Air khususnya Jawa Timur berduka cita atas wafatnya seniman ludruk, Sidik Wibisono pada Rabu siang pukul 13.00 WIB di kediamannya Jalan Ploso Gang IX Nomor 20 A Surabaya.
Sidik tutup usia dalam usia 73 tahun setelah sempat menjalani perawatan medis di rumah sakit Dokter Soewandhi Surabaya selama enam hari.
“Bapak saya menderita sakit jantung koroner sejak beberapa tahun terakhir ini,” kata anak sulung Sidik, Eko Suryanto Wibisono.
Menurut Eko, di mata anak-anaknya ayahnya adalah sosok pahlawan. Sebab semasa hidup Sidik berjuang keras membesarkan lima anaknya hingga semuanya meraih gelar sarjana.
“Bapak adalah pahlawan bagi kami. Beliau selalu menekankan pentingnya pendidikan kepada kami,” ujar alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya itu.
Kenangan anak-anaknya yang masih melekat terhadap almarhum, kata Eko, adalah kidungan-kidungan yang rata-rata sarat pesan kehidupan.
Pesan-pesan itu selalu diajarkan kepada anak-anaknya bila ada pertemuan keluarga. “Pasti kalau ada reuni keluarga Bapak mengajari kami ngidung,” katanya.
Sidik meninggalkan lima anak dari perkawinan dengan istri pertamanya yang telah mendahului meninggal, Surya Dewi. Mereka adalah Eko Suryanto Wibisono, Dwi Agus Sugiono, Mery Triana Dewi, Vivi Rosiana dan Yeni Erwati Dewi. Anak-anak Sidik telah berkeluarga dan hidup terpisah-pisah.
Seniman ludruk seangkatan Sidik, Kartolo, turut merasa kehilangan dengan kepergian Sidik. Menurutnya, semangat pantang menyerah menjadi inspirasi yang patut ditiru dari sosok Sidik.
Bahkan berkat Sidik pula, katanya, ludruk masih bergema di seluruh nusantara hingga kini.
Seniman Ludruk Surabaya Sidik Wibisono Meninggal
Dunia seni ludruk Tanah Air khususnya Jawa Timur berduka cita atas wafatnya seniman ludruk, Sidik Wibisono pada Rabu siang pukul 13.00 WIB di kediamannya Jalan Ploso Gang IX Nomor 20 A Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium