Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah berharap hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Australia, Nigeria, Ghana, dan Brasil tetap berjalan baik pascaeksekusi mati narapidana kasus narkotika di Nusakambangan, Cilacap.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan rencana penarikan duta besar Australia untuk Indonesia merupakan tanda protes dari pemerintah negeri Kanguru tersebut. Namun, JK memandang hal tersebut sebagai dinamika yang biasa terjadi dalam hubungan diplomatik kedua negara.
"Dalam hubungan diplomatik itu biasa saja. Kita juga pernah menarik duta besar kita dari Australia," tuturnya di sela Musrenbangnas 2015 di Bidakara, Rabu (29/4/2015).
Menurut JK, pemanggilan Dubes tersebut biasanya tidak berlangsung lama, tetapi hanya berlangsung antara 1 bulan hingga 2 bulan.
"Itu biasanya hanya sementara 1 bulan, 2 bulan kembali lagi. Itu selalu hanya menandakan protes," imbuh JK.
Kalla berharap hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara yang warganya dieksekusi mati lantaran menjadi gembong narkoba tidak terganggu. Pasalnya, eksekusi mati merupakan penegakan hukum Indonesia.
Salah satu mitra dagang strategis Indonesia adalah Australia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan kedua negara mencapai US$9,4 miliar pada 2013 dan US$10,6 miliar pada 2014.
"Tidak terpengaruh. Kita lebih banyak mengimpor dari Australia. Berarti kalau menghentikan perdagangan dia rugi," katanya.
Pada Rabu (29/4) dini hari, delapan terpidana mati narkotika telah dieksekusi oleh regu tembak di Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Delapan orang tersebut, yakni Myuran Sukumaran dan Andrew Chan (Australia), Martin Anderson (Ghana), Raheem A Salami, Sylvester Obiekwe, dan Okwudili Oyatanze (Nigeria), Rodrigo Gularte (Brasil), serta Zainal Abidin (Indonesia).