Kabar24.com, JAKARTA - Gempa bumi berkekuatan 7,9 SR di Nepal dengan pusat gempa di darat pada kedalaman 15 kilometer telah menghancurkan beberapa wilayah dan lebih dari 1.000 orang meninggal dunia.
Sementara di dalam negeri juga terjadi gempa bumi berkekuatan 5,7 SR pada 25 April 2015 pukul 23.41 WIB dengan pusat gempat berada di 88 kilometer barat laut Pulau Morotai Maluku Utara. Gempa terasa lemah selama dua detik di Tobelo Halmahera Utara, kondisi masyarakat tenang.
Dari kedua gempa tersebut BNPB meminta kepada masyarakat untuk menjadi pembelajaran menyadari bahwa Indonesia kawasan rawan gempa sehingga perlu meningkatkan kesiapsiagaan. Gempa terjadi kapan saja dan memiliki siklus yang bisa menjai acuan.
"Gempa selalu berulang dan memiliki siklus. Sebagai misal gempa di Nepal yang serupa pernah terjadi pada 1934 yang menewaskan lebih dari 8.500 orang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (26/4/2015).
Korban jiwa bukan disebabkan oleh gempanya tapi bangunan yang menimpanya. Oleh karena itu BNPB mengingatkan apakah bangunan yang dibangun dengan konstruksi tahan gempa, apakah sudah memahami apa yang harus dilakukan pada periode sebelum, saat dan pasca gempa, Apakah sudah rutin berlatih menghadapi gempa, apakah tata ruang wilayah kita sudah berbasis peta rawan gempa.
"Saya rasa masih banyak yang belum paham hal ini. Semoga kesadaran, sikap dan perilaku kita selalu lebih siap menghadapi bencana," ujar Sutopo.
Adapun untuk bantuan kemanusiaan kepada korban gempa bumi Nepal, BNPB dan Kementerian Luar Negeri akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan UNOCHA (lembaga PBB yang menangani darurat bencana) terkait pengiriman bantuan kemanusiaan jika diperlukan sesuai mekanisme yang ada. []