Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu: RI Telah Gelontorkan US$49 Juta untuk KSST

Kementerian Keuangan mencatat Indonesia telah menggulirkan US$49 juta untuk berkontribusi aktif dalam Kooperasi Selatan-Selatan dan Triangular dalam 10 tahun terakhir.
Menteri Sekertaris Negara Pratikno (ketiga kiri), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (tengah), dan Menteri Pariwisata Arief Yahya (kedua kiri) melihat stan Pameran Kerjasama Selatan-Selatan Triangular (KSST) di Jakarta Covention Center, Minggu (19/4/2015). Pameran tersebut merupakan rangkaian dari Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) Asia Afrika 2015 yang berlangsung hingga tanggal 23 April 2015./Antara
Menteri Sekertaris Negara Pratikno (ketiga kiri), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (tengah), dan Menteri Pariwisata Arief Yahya (kedua kiri) melihat stan Pameran Kerjasama Selatan-Selatan Triangular (KSST) di Jakarta Covention Center, Minggu (19/4/2015). Pameran tersebut merupakan rangkaian dari Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) Asia Afrika 2015 yang berlangsung hingga tanggal 23 April 2015./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat Indonesia telah menggulirkan US$49 juta untuk berkontribusi aktif dalam Kooperasi Selatan-Selatan dan Triangular dalam 10 tahun terakhir. 

Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan semangat solidaritas dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 mendasari pengembangan kerjasama teknis dan ekonomi dalam skema Kerjasama Selatan-Selatan (South South Cooperation/SSC). 

Dinilai sebagai kerja sama yang strategis, Indonesia menggulirkan US$49 juta dalam 10 tahun terakhir untuk berpartisipasi dalam SSC. Jumlah tersebut mencakup pendampingan teknis untuk peningkatan kapasitas negara anggota SSC yang mencapai Rp69 miliar. 

"Pendampingan teknis dijalankan oleh berbagai kementerian, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Keuangan," ujarnya di sela-sela pembukaan pameran KAA ke-60 di JCC, Minggu (19/4/2015). 

Kemenkeu, imbuh Mardiasmo, menjalankan dua peran aktif dalam SSC. Kerja sama tersebut terkait dengan pengembangan kapasitas di bidang desentralisasi fiskal dan pengembangan pasar modal. 

"Pembangunan capacity building disentralisasi fiskal di Myanmar, sedangkan pengembangan pasar modal di Brunai Darussalam, Vietnam, Kamboja, dan Laos," ujarnya. 

Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri, menuturkan kerja sama selatan-selatan dan kerja sama triangular dapat menjadi alat untuk tumbuh dan berkembang secara bersamaan, sehingga mempersempit ketimpangan pembangunan antarnegara.

Kerja sama tersebut juga dilakukan untuk menciptakan keadilan dan perdamaian global, serta semangat untuk maju bersama.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper