Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat Indonesia telah menggulirkan US$49 juta untuk berkontribusi aktif dalam Kooperasi Selatan-Selatan dan Triangular dalam 10 tahun terakhir.
Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengatakan semangat solidaritas dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 mendasari pengembangan kerjasama teknis dan ekonomi dalam skema Kerjasama Selatan-Selatan (South South Cooperation/SSC).
Dinilai sebagai kerja sama yang strategis, Indonesia menggulirkan US$49 juta dalam 10 tahun terakhir untuk berpartisipasi dalam SSC. Jumlah tersebut mencakup pendampingan teknis untuk peningkatan kapasitas negara anggota SSC yang mencapai Rp69 miliar.
"Pendampingan teknis dijalankan oleh berbagai kementerian, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Keuangan," ujarnya di sela-sela pembukaan pameran KAA ke-60 di JCC, Minggu (19/4/2015).
Kemenkeu, imbuh Mardiasmo, menjalankan dua peran aktif dalam SSC. Kerja sama tersebut terkait dengan pengembangan kapasitas di bidang desentralisasi fiskal dan pengembangan pasar modal.
"Pembangunan capacity building disentralisasi fiskal di Myanmar, sedangkan pengembangan pasar modal di Brunai Darussalam, Vietnam, Kamboja, dan Laos," ujarnya.
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri, menuturkan kerja sama selatan-selatan dan kerja sama triangular dapat menjadi alat untuk tumbuh dan berkembang secara bersamaan, sehingga mempersempit ketimpangan pembangunan antarnegara.
Kerja sama tersebut juga dilakukan untuk menciptakan keadilan dan perdamaian global, serta semangat untuk maju bersama.