Bisnis.com, DENPASAR - Bali menjadi tempat pertama penyelenggaraan Konferensi Lintas Budaya Asia Pasifik pada 15 April 2015 hingga 17 April 2015.
Dalam konferensi ini akan dibicarakan mengenai pentingnya pendidikan antarbudaya dan pergaulan global serta bagaimana hal tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat, pendidik, sekolah, dan banyak orang lainnya di kawasan Asia Pasifik.
Asmir A. Agoes, Ketua Nasional Yayasan Bina Antarbudaya, yang ikut menyelenggarakan konferensi ini mengatakan kegiatan ini merupakan salah satu cara berkumpul untuk perlu saling mengenal budaya antarnegara.
"Karena banyak perbedaan, tetapi perbedaan tersebut harus diterima dan dipahami dengan baik. Berbeda itu tidak berarti salah dan kami juga berharap persahabatan ini dimulai dari angkatan muda," terangnya di sela-sela konferensi, Kamis (16/4/2015).
Dia menambahkan dengan kegiatan ini diharapkan segala lapisan masyarakat juga perlu mempelajari pengetahuan antarbudaya dan siap untuk berkontribusi dalam meningkatkan hubungan global antar warga negara di Asia Pasifik.
Dalam konferensi ini akan mengeksplorasi pandangan-pandangan regional dalam pendidikan antarbudaya, mendefinisikan tantangan yang kompleks, dan memberikan solusi yang dapat dilakukan untuk memperluas pendidikan antarbudaya secara global.
"Selain itu juga dibahas mengenai strategi meningkatkan pemahaman antarbudaya di sekolah, universitas, dan lembaga pendidikan non formal," lanjutnya.
Konferensi ini dihadiri oleh para pengambil kebijakan kunci di bidang lintas budaya dari 16 negara se-Asia Pasifik. Acara ini juga merupakan kelanjutan diskusi dari AFS Global Intercultural Education Symposium di bawah UNESCO.