Kabar24.com, KUPANG -- Selama ini, penyelenggaraan ujian nasional dibubuhi kewajiban siswa tepat waktu dan ancaman tidak bisa mengikuti UN jika terlambat hadir.
Namun, Kepala SMK Negeri I Kupang Mathias M Beeh tetap mengizinkan siswanya yang terlambat masuk untuk mengikuti UN hari kedua, meski siswa lain sudah bertempur menghadapi soal-soal ujian matematika dengan menggunakan sistem komputer tersebut.
"Memang ada siswa yang terlambat pada pelaksanaan UN hari kedua, namun saya tetap izinkan mereka masuk," katanya ketika dikonfirmasi soal keterlambatan siswa pada pelaksanaan UN hari kedua, Selasa (14/4/2015).
SMK Negeri I Kupang merupakan satu-satunya lembaga pendidikan menengah di Nusa Tenggara Timur yang siap melaksanaan UN berbasis komputer (CBT/Computer Based Test).
Ia menjelaskan untuk zona tiga yang meliputi NTT, Bali dan Papua telah membentuk satu grup yang tujuannya untuk mengatasi kendala-kendala teknis seperti jaringan internet, kendala token termasuk keterlambatan siswa.
Namun menurutnya keterlambatan siswa juga dapat ditolerir jika tidak melewati 20 menit, maka boleh diizinkan masuk.
"Kalau terlambat sudah di luar kewajaran sampai setengah jam itu namanya sudah keterlaluan," katanya.
Dari pantauan di lokasi UN berbasis komputer di sekolah itu, kegiatan berjalan lancar, namun di salah satu ruangan sempat terjadi system error sehingga panitia harus dua kali memasukan token untuk membuka soal ujian.
"Tadi sempat terjadi error tapi hanya beberapa menit saja. Tapi semua bisa terkontrol," tuturnya.
Pada pelaksanaan UN hari kedua, kata dia, semua siswa peserta UN di sekolah tersebut tak ada yang absen atau alpa, hanya ada yang terlambat namun masih bisa ditolerir.
Hal yang sama juga diakui Kepala SMA Katolik Giovanni Kupang Rm. Stefanus Mau.
"Tak ada masalah dalam pelaksanaan UN hari kedua di sekolah ini, meski masih manual dalam mengerjakan soal-soal ujian," ujarnya.