Bisnis.com, PARIS - Pendiri partai kanan jauh Prancis Kubu Bangsa, Jean-Marine Le Pen, pada Kamis (2/4/2015) menegaskan pernyataannya bahwa kamar gas Nazi adalah bagia kecil Perang Dunia II, yang memicu kecaman dari kelompok hak asasi dan putrinya.
Le Pen kepada stasiun televisi Prancis menyatakan tidak membuat pernyataan pada hampir 3 dasawarsa itu, yang membuatnya dihukum atas pidato kebencian, dan mengatakannya lagi.
"Saya pernah mengatakan yang saya percaya. Kamar gas adalah bagian kecil perang itu, kecuali kita menerima bahwa perang adalah bagian kecil dari kamar gas," kata anggota Parlemen Eropa itu kepada BFMTV.
"Saya bertahan karena saya percaya bahwa itu benar dan seharusnya, tidak ada yang terkejut," tambah pendiri Kubu Bangsa (FN) tersebut.
Ia pertama kali menyebut kamar gas bagian kecil Perang Dunia II pada 1987 dan mengulanginya 10 tahun kemudian di Munchen, Jerman, lagi dalam tanggapan kepada majalah Prancis pada 2008 dan setahun kemudian di Parlemen Eropa.
Serikat bangsa Yahudi dan pegiat anti-rasisme mengutuk pernyataan itu, dengan kelompok pegiat SOS Racisme bertekad membuat Le Pen kembali dihukum untuk perkataannya.
Bahkan, putri pemimpin kanan jauh itu dan ketua FN Marine Le Pen menentang perkataan orang tuanya. "Itu tidak baru. Saya sangat tidak setuju dengan Jean-Marie Le Pen, baik dalam bentuk maupun isi," katanya kepada AFP.
Sejak memimpin FN pada 2011, ia berusaha membuat partai itu lebih ramah bagi pemilih utama.
Itu membantu membawa FN ke tempat pertama dalam pemilihan umum Eropa pada tahun lalu di Prancis dan seperempat suara dalam babak pertama pemilihan umum daerah dua pekan lalu.
Partai ini benci pendatang dan benci Eropa Bersatu itu terus membangun landasan dukungan politik nasional menjelang kemungkinan Marine Le Pen mengikuti pemilihan presiden pada 2017.
Keretakan Le Pen dengan putrinya melebar pada Juni atas yang agaknya permainan kata anti-Semit, yang dibuatnya dalam video.
Jean-Marie Le Pen menimbulkan silang pendapat dalam cuplikan, yang ditayangkan di laman FN, tempat ia bersumpah membungkam pengecamnya -termasuk penyanyi Prancis Patrick Bruel, yang Yahudi, dengan kata menyiratkan kamar gas Nazi.
Marine Le Pen segera mengecam pernyataan itu dalam serangan pertama terhadap orang tuanya di depan umum. []