Kabar24.com, JAKARTA - Hasil dari Ekspedisi NKRI Kepulauan Nusa Tenggara 2015 di bawah komando Kopassus dan sejumlah tim ahli diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah daerah untuk mengelola potensi wilayahnya dengan tepat.
Hal itu dikemukakan Kepala Bagian Operasi Ekspedisi NKRI 2015 Letnan Kolonel Infanteri Yuri Elias Mamahi saat berbincang dengan Bisnis di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (31/3/2015).
Dia menuturkan hasil kegiatan Ekspedisi NKRI berupa data potensi alam, budaya, serta pertahanan selanjutnya akan dibukukan. "Nantinya dibuat buku tentang masyarakat, buku pertahanan, dan buku jurnal untuk pemerintahan daerah.Jurnal ini adalah buku untuk pemerintah daerah, sehingga potensi kekayaan daerah itu diketahui," kata Yuri.
Dengan begitu, lanjut Yuri, pemerintah daerah dapat lebih selektif dalam memilih yang ingin mengeksplorasi sumber daya alam di wilayahnya. Menurut dia tak menutup kemungkinan para investor telah mengetahui potensi sumber daya alam, namun pemda sendiri belum menyadarinya.
Mencegah apabila ada investor asing yang menguasai sebidang tanah untuk pertanian, tapi di sisi lain menggali potensi alam yang belum diketahui, katanya.Kendati demikian pihaknya tidak antipati terhadap para investor asing.
Namun, menurut dia pemerintah daerah harus lebih peka dalam memahami potensi wilayahnya masing-masing, agar potensi itu dapat dimaksimalkan dengan baik. "Bukan menutup investor tapi menjaga agar pemerintah daerah lebih tepat mengalihkan potensi wilayahnya," kata Yuri.
'Sementara itu Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015 merupakan kegiatan ekspedisi untuk mencari data, dan menelusuri potensi alam di kepulauan Nusa Tenggara yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Timur. Kegiatan ekspedisi dimulai pada pada 5 Februari hingga 6 Juni 2015, dipimipin oleh Danjen Kopassus Mayjen Doni Monardo dengan mengikutsertakan unsur TNI Angkatan Laut, Angkatan Udara, Polri, tim ahli dari berbagai bidang seperti kehutanan, flora fauna, sosial budaya dan bencana.
Selain itu ekspedisi kali ini lanjutan dari ekspedisi yang sudah dilakukan pada tahun sebelumnya, dimulai pada 2011 di Sumatera, Kalimantan 2012, Sulawesi 2013, Maluku 2014, dan Kepulauan Nusa Tenggara 2015.