Kabar24.com, JAKARTA—Setara Institute mengimbau Pemerintah segera melakukan penguatan di sejumlah dimensi terhadap sistem pendidikan menyusul adanya ancaman dari gerakan radikal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Sesuai dengan riset yang dilakukan oleh Setara Institute, sedikitnya satu dari 14 siswa SMA sederajat menyatakan setuju dengan gerakan tersebut.
“Memang persetujuan ini tidak berarti ketertarikan siswa terhadap ISIS. Namun demikian, angka persetujuan itu juga merupakan peringatan serius bagi Indonesia,” kata Bonar Tigor Naipospos, Wakil Ketua Setara Institute, Senin (30/3).
Bahkan, paparnya, sebagian dari mereka yang setuju menganggap ISIS adalah sebuah perjuangan mendirikan negara islam dunia.
“Ada pula yang hanya mengatakan isis adalah gerakan teror dengan mengatasnamakan agama serta antinegara barat.”
Dengan demikian, perlu melakukan penguatan pada sejumlah dimensi a.l. pengetahuan siswa tentang sosial dan ideologis.
“Dari 684 responden, hanya 49,9% siswa yang menganggap materi pelajaran agama mendukung pengetahuan kebhinekaan.”
Sebagian kecil responden atau 58 siswa, bahkan juga menyatakan setuju jika Pancasila diganti dengan dasar agama.
“Kondisi ini penting untuk mendapat perhatian,” kata Ismail Hasani, Direktur Riset Setara Institute.