Bisnis.com, JAKARTA—Para pegiat anti korupsi dan kiai berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, untuk membahas kekuatan oligarki kekuasaan yang kian menguat sehingga melemahkan pemberantasan korupsi.
Berdasarkan keterangan tertulis yang disampaikan ICW, Senin (30/3/2015), pertemuan tersebut disebut dengan Halaqoh Kebangsaan atau Majelis Kebangsaan dengan mengambil isu Pesantren dan Masa Depan Pemberantasan Korupsi.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh KH. Sholahudin Wahid, Johan Budi SP (Plt. Pimpinan KPK), Bambang Widjojanto (Pimpinan KPK Non Aktif), Jimly Assidiqie (Tim 9), Robithoh Ma’had Islamiyah (RMI Jawa Timur), dan Pimpinan Pondok Pesentren di Jawa Timur.
Alasan pertemuan tersebut adalah oligarki kekuasaan kian mencengkram yang disertai oleh pelemahan pemberantasan korupsi. Berikut ini alasan Halaqoh Kebangsaaan dilakukan:
1. Kekuatan Oligarki tengah menguat dan memperluas dominasinya.
2. Terjadinya pelemahan kepemimpinan nasional yang masih tersandera oleh kepentingan sekelompok elit.
3. Adanya kepentingan ekonomi dan politik pihak tertentu yang menjadikan hukum sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan.
4. Adanya kecenderungan kekuasaan politik diperebutkan dengan menghalalkan segala cara.
5. Pemberantasan korupsi menjadi korban dari menguatnya oligarki politik dan ekonomi.
6. Masa depan pemberantasan korupsi semakin kabur akibat konflik KPK dan Polri.