Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

YAMAN PERANG SAUDARA, Kemlu RI Evakuasi 141 WNI

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan dari 175 total Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman yang mendaftar secara sukarela, 141 WNI telah dievakuasi pulang ke tanah air sejak Februari 2015.
Situasi politik yang kian memanas di Yaman membuat Indonesia mengeluarkan travel warning./Antara
Situasi politik yang kian memanas di Yaman membuat Indonesia mengeluarkan travel warning./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyatakan dari 175 total Warga Negara Indonesia (WNI) di Yaman yang mendaftar secara sukarela, 141 WNI telah dievakuasi pulang ke tanah air sejak Februari 2015.

Menurut Kemlu, jumlah WNI di wilayah Yaman sekitar 4.159 orang dan tersebar di berbagai kawasan. Sebanyak 2.686 orang adalah mahasiswa dan 1.488 orang Buruh Migran.

Berdasarkan informasi dari KBRI Sana'a, konsentrasi WNI berada di bagian selatan Yaman yang situasinya sedikit lebih kondusif.

Seiring dengan semakin tingginya ketegangan di kawasan tersebut, Pemerintah Indonesia terus mendorong WNI di Yaman untuk mendaftarkan diri agar dapat segera dievakuasi dari Yaman.

KBRI Sana'a saat ini masih beroperasi secara terbatas guna memfasilitasi proses evakuasi dan perlindungan WNI. KBRI juga telah menyiapkan rencana kontingensi gawat darurat bila situasi memaksa. KBRI Sana'a di Yaman membuka hotline dapat diakses 24 jam dengan nomor, +967 738 115 555.

Pemerintah terus memantau dan mengevalusasi perkembangan kondisi di Yaman setiap saat guna mengambil langkah-langkah yang tepat. Pemerintah juga meminta seluruh WNI yang berada di Yaman untuk selalu waspada serta menghindari tempat-tempat konflik. Sedangkan WNI yang akan melakukan perjalanan ke wilayah tersebut diminta menunda hingga situasi lebih kondusif.

Seperti diberitakan, perang saudara di Yaman semakin sengit. Pertempuran melawan milisi Syiah Houthi yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi di Yaman, semakin meluas dengan melibatkan koalisi negara teluk di bawah pimpinan Arab Saudi, setelah Presiden Yaman meminta bantuan negara-negara teluk.

Pertempuran itu menyebar ke sepanjang semenanjung Arab mulai akhir September 2014, ketika Houthi menguasai Sanaa (ibu kota Yaman), memaksa masuk ke wilayah Sunni dan mengusir Hadi dari ibu kota. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper