Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangkal Radikalisme, Sekolah Islam Moderat di RI akan Diperbanyak

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah telah sepakat untuk membentuk dan memperbanyak pusat pemikiran Islam moderat sebagai upaya guna menanggulangi pemikiran Islam yang radikal.
Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Jumat (13/3/2015) pukul 08.25 waktu setempat./Setwapres
Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba di Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Jumat (13/3/2015) pukul 08.25 waktu setempat./Setwapres

Bisnis.com, TOKYO - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah telah sepakat untuk membentuk dan memperbanyak pusat pemikiran Islam moderat sebagai upaya guna menanggulangi pemikiran Islam yang radikal.

Wapres di Tokyo, Minggu (15/3/2015), juga mengatakan bakal ada pertemuan lanjutan dengan Kepala Negara Turki Tayyip Erdogan terkait dengan kesepakatan kerja sama menangkal gerakan radikalisasi agama.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan Indonesia akan mengirim tim keamanan gabungan untuk menginvestigasi lebih dalam terkait motif 16 WNI yang ditangkap otoritas Turki di wilayah perbatasan dengan Suriah.

"Pemerintah akan kirim tim keamanan ke Turki untuk menginvestigasi lebih dalam tujuan mereka dan meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan pihak keamanan Turki," kata Arrmanatha Nasir di Jakarta, Jumat (13/3/2015).

Tim investigasi yang terdiri atas unsur Kemenlu, Badan Intelejen Nasional (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan Polri akan berangkat untuk mendalami kasus dan motif para WNI tersebut.

Kemenlu juga telah mengonfirmasi keenam belas orang yang ditangkap otoritas Turki di Kota Gaziantep adalah WNI, tetapi bukan enam belas turis yang dilaporkan hilang dari rombongan tur.

Arrmanatha mengatakan enam belas WNI yang saat ini ditahan di penampungan di Gaziantep terdiri atas satu laki-laki dewasa, empat perempuan dewasa, tiga anak perempuan, dan delapan anak laki-laki. "Dari keterangan, mereka memang berencana untuk menyeberang ke Suriah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Sumber : Newswire/Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper